PROGRAM PEMENUHAN KOMPETENSI CLEANING SERVICE

Program ini bertujuan untuk  mengoptimalkan kinerja petugas cleaning service dalam menjalankan tugas mereka di berbagai area rumah sakit.

Latar Belakang:

Tenaga kebersihan di Awal Bros mengunakan tenaga alih daya sehingga memerlukan pedoman yang jelas dalam mengoptimalkan kinerja petugas sesuai dengan ketentuan yang terdapat di RS Awal Bros

Tujuan:
  1. Menjaga kebersihan dan sanitasi rumah sakit. Petugas kebersihan bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan sanitasi semua area rumah sakit, termasuk kamar pasien, ruang perawatan, ruang operasi, ruang laboratorium, ruang radiologi, dan area umum lainnya. Kebersihan dan sanitasi yang baik penting untuk mencegah terjadinya Hais, yang dapat membahayakan keselamatan pasien.
  2. Menangani limbah medis dengan aman. Petugas kebersihan bertanggung jawab untuk mengumpulkan, memilah, dan mengangkut limbah medis dengan aman. Limbah medis harus ditangani dengan benar untuk mencegah kontaminasi silang yang dapat membahayakan keselamatan pasien.
  3. Menjaga keselamatan pasien dan staf. Petugas kebersihan harus bekerja dengan hati-hati dan teliti untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Petugas kebersihan juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk membersihkan dan mendisinfeksi peralatan medis dan ruangan dengan aman.
  4.  
  5. Menjaga Kebersihan lingkungan sarana dan prasarana  & Keselamatan Pasien: Salah satu tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kebersihan dan sanitasi guna Keselamatan pasien di seluruh area rumah sakit. Dengan tenaga cleanig service yang terlatih, pasien dapat merasa lebih nyaman dan terlindungi selama perawatan mereka di rumah sakit.
  6. Mengoptimalkan kebersihan Fasilitas: Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengamanan di berbagai area rumah sakit, seperti UGD, basement, lobby, dan lainnya. Ini mencakup pengawasan, patroli, dan penanganan situasi darurat dengan efektif.
  7. Menyediakan Standar Prilaku PRIMA: Melalui program ini, standar prilaku PRIMA (Profesionalisme, Responsif, Integritas, Mempertimbangkan, dan Adaptabilitas) akan diajarkan dan diterapkan oleh petugas keamanan. Ini membantu menciptakan lingkungan yang etis dan profesional.
  8. Meningkatkan Kompetensi Security: Program pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi petugas keamanan. Mereka akan diberikan pelatihan khusus terkait dengan tugas dan tanggung jawab mereka di masing-masing area ploting.
  9. Menghasilkan Laporan Pemenuhan Kompetensi: Salah satu aspek penting dari program ini adalah pemantauan dan pelaporan kemajuan petugas keamanan. Laporan pemenuhan kompetensi akan digunakan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi standar yang ditetapkan.

Dengan demikian, program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan berkualitas tinggi di Awal Bros  sesuai dengan standar Akreditasi dan mengoptimalkan kinerja petugas keamanan dalam menjalankan tugas mereka di berbagai area ploting.

 
 
 

Prilaku PRIMA

Buku Saku

form kompetensi

Laporan Kompetensi

Plotting Staff

Sikap Umum

Buku Saku

Plotting

Uraian Tugas

  1. Petugas keamanan berdiri tegap di pintu gerbang, lobby, atau pintu masuk sesuai dengan area yang telah ditetapkan.
  2. Petugas keamanan menunjukkan senyuman saat menyambut pengunjung.
  3. Petugas keamanan sedikit mengangguk sebagai tanda sambutan.
  4. Petugas keamanan mengucapkan salam (selamat pagi/siang/sore/malam).
  5. Petugas keamanan menanyakan, “Ada yang bisa saya bantu?”
  6. Petugas keamanan sedikit mencondongkan kedepan untuk berkomunikasi.
  7. Petugas keamanan berbicara dengan nada ramah.
  8. Petugas keamanan mengarahkan dengan telapak tangan terbuka.
  9. Petugas keamanan tampil bersih, rapi, dan apik.
  10. Petugas keamanan tidak memiliki masalah dengan aroma badan.
  11. Petugas keamanan mengetahui peta area dan petugas mana yang dapat dihubungi atau ditanyakan jika ada penerima layanan yang membutuhkan arahan atau jawaban.
  12. Petugas keamanan tanggap dan siap membantu penerima layanan yang memerlukan bantuan seperti kursi roda atau alat bantu lainnya

Sumber Buku Buklet Budaya PRIMA

2. SIKAP UMUM & KOMPETENSI SECURTY RS AWAL BROS

Sikap profesional seorang security di rumah sakit sangat penting untuk menjaga keamanan, keselamatan, dan memberikan layanan yang baik kepada pasien, pengunjung, dan staf rumah sakit. Berikut adalah beberapa ciri-ciri sikap profesional yang diharapkan dari seorang security di rumah sakit:

  1. Disiplin: Security di rumah sakit harus disiplin dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang berlaku. Mereka harus tepat waktu, patuh pada aturan, dan konsisten dalam menjalankan tugasnya.
  2. Etika: Seorang security di rumah sakit harus memiliki etika kerja yang tinggi. Mereka harus menjaga kerahasiaan informasi, menghormati hak privasi pasien dan staf, serta bersikap ramah dan sopan dalam berinteraksi dengan semua orang.
  3. Keberanian: Menghadapi berbagai situasi dan tantangan keamanan membutuhkan keberanian. Security di rumah sakit harus berani dan tegas dalam menghadapi potensi ancaman dan situasi darurat.
  4. Penampilan: Seorang security harus menunjukkan sikap profesional dalam segala aspek pekerjaannya. Mereka harus berpenampilan rapi, menggunakan seragam dengan baik, dan menjaga sikap yang tenang dan terkendali dalam situasi yang sulit.
  5. Kewaspadaan: Kewaspadaan merupakan ciri khas seorang security. Mereka harus selalu waspada terhadap lingkungan sekitar, mendeteksi potensi ancaman, dan merespons dengan cepat jika terjadi situasi yang mencurigakan.
  6. Empati: Meskipun tugas utama security adalah menjaga keamanan, mereka juga harus memiliki sikap empati terutama ketika berinteraksi dengan pasien, pengunjung, atau keluarga pasien yang mungkin mengalami stres atau kecemasan.
  7. Kerjasama Tim: Security di rumah sakit harus bisa bekerja sama dalam tim dengan staf lain, seperti perawat, petugas administrasi, dan petugas keamanan lainnya. Kerjasama tim yang baik sangat penting dalam menjaga keamanan dan memberikan pelayanan terbaik.
  8. Keterampilan Komunikasi: Seorang security harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan pasien, pengunjung, dan staf rumah sakit.
  9. Berpikir Analitis: Dalam menghadapi situasi yang kompleks, seorang security harus memiliki kemampuan berpikir analitis. Mereka harus dapat mengevaluasi situasi dengan cepat, mengambil keputusan yang tepat, dan merencanakan tindakan yang sesuai.
  10. Kejujuran: Kejujuran adalah nilai penting yang harus dimiliki oleh seorang security. Mereka harus dapat dipercaya dan berintegritas dalam menjalankan tugas-tugas keamanan.

Dengan mengedepankan sikap profesional ini, seorang security di rumah sakit dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan memberikan kontribusi yang positif dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan lingkungan rumah sakit.

Seorang security di rumah sakit harus memiliki sejumlah kompetensi untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan efektif. Beberapa kompetensi yang harus dipenuhi oleh seorang security di rumah sakit Awal Bros meliputi:

  1. Keahlian Keamanan: Security di rumah sakit Awal Bros harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keamanan meliputi:
    1. Prosedur keamanan, pengawasan, dan deteksi potensi ancaman bom,
    2. Prosedur bencana Kebakaran -Kode Red
    3. Prosedur penculikan Bayi- Code PINK
    4. prosedur kekerasan Code Black
    5. Prosedur kehilangan
    6. Prosedur gempa bumi -Kode Brown
  2. Keterampilan Komunikasi: Komunikasi yang efektif sangat penting bagi seorang security. Mereka harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan tepat dengan pasien, pengunjung, dan staf rumah sakit.
    1. Penyampaian informasi jadwal dokter
    2. Penyampaian informasi Rawat jalan
    3. Penyampaian informasi rawat inap
    4. Cara Appoitment
    5. Infromasi Gedung
  3. Penanganan Konflik: Seorang security di rumah sakit harus memiliki keterampilan dalam penanganan konflik. Mereka harus dapat menghadapi situasi yang mungkin memanas dengan tenang dan tegas.
    1.  
  4. Kewaspadaan: Kewaspadaan adalah kompetensi penting untuk seorang security. Mereka harus selalu waspada terhadap lingkungan sekitar dan siap merespons situasi darurat.
  5. Penilaian Situasi: Security di rumah sakit harus dapat menilai situasi dengan cepat dan akurat. Kemampuan untuk mengenali potensi risiko dan ancaman adalah keterampilan yang penting.
    1. Prosedur Pengawan orang mencurigakan
    2. Tata tertib Pengunjung, peninggu, tamu, dan visitor
    3. Prosedur Pengaman saat Renovasi
  6. Pengetahuan Medis Dasar: Seorang security di rumah sakit harus memiliki pengetahuan medis dasar. Mereka harus mengenali peralatan medis dan area rawat inap untuk dapat beroperasi dengan efektif di lingkungan rumah sakit.
  7. Etika Profesional: Seorang security harus menghormati privasi dan kerahasiaan pasien serta memiliki integritas dan etika kerja yang tinggi.
  8. Penanganan Darurat: Seorang security harus terlatih dalam penanganan darurat dan tindakan pertolongan pertama. Mereka harus dapat mengatasi situasi darurat dengan cepat dan efektif.
    1. Prosedur Code Blue
    2. Prosedur Code Brown

Dengan memiliki kompetensi-kompetensi ini, seorang security di rumah sakit dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan berkontribusi dalam menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan rumah sakit serta memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan pengunjung.

3. BUKU SAKU KOMPETENSI SECURITY

Kompetensi security harus terlatih dan harus di uji kemampuan oleh penanggung jawab kompetensi. Kompetensi harus di kuasai oleh masing masing petugas di tiap area penempatan

Kunjungan pasien telah berlaku kembali sejak tanggal 22 Juni 2023. Penggunaan masker di area rumah sakit tetap wajib karena mempertimbangkan rumah sakit sebagai area yang berisiko. Jam besuk telah diaktifkan kembali dengan kebijakan maksimal 2 orang pengunjung pasien yang bergantian. Untuk pengunjung VIP, kebijakan tersebut lebih fleksibel dengan tetap memperhatikan kenyamanan pasien. Jam besuk saat ini berlaku pada pukul 17.00 – 18.00. Penunggu pasien diperbolehkan 1 orang (kecuali pasien anak yang diizinkan 2 orang). Gelang putih tetap digunakan oleh penunggu pasien, namun sekarang mereka diperbolehkan bergantian. Penunggu disarankan dalam kondisi kesehatan yang baik. Cek Indikator yang dikuasai

Cek Indikator yang dikuasai

Total Nilai: 0
Hasil: Belum dihitung
Berikut adalah langkah-langkah komunikasi yang dapat diikuti oleh seorang security ketika memberlakukan ketentuan di atas kepada pelanggan di RSAB:
Langkah 1:
Mendekati Pengunjung Ketika seorang security melihat pengunjung yang mencurigakan atau kebingungan, mereka mendekati pengunjung dengan sikap ramah dan asertif.
Langkah 2:
Menanyakan Identitas dan Tujuan Kunjungan Security mulai berinteraksi dengan pengunjung dengan bertanya secara sopan namun tegas: “ Selamat pagi/siang/malam, apakah ada yang bisa saya bantu?’ – “Boleh tahu nama Bapak/Ibu dan tujuan anda berkunjung ke RSAB ?” – “Siapa nama pasien dan di ruang apa dirawat ?”
Langkah 3:
Verifikasi Informasi Security mencatat dan melakukan verifikasi informasi yang diberikan oleh pengunjung untuk memastikan kebenarannya: – Memeriksa apakah nama pasien dan ruang rawatnya valid dengan sistem informasi rumah sakit. – Jika pengunjung tidak menyebutkan nama pasien atau tidak terdaftar sebagai pasien, security melanjutkan pertanyaan untuk memahami alasan kunjungan dengan lebih baik.
Langkah 4:
Jika Informasi Tidak Jelas atau Mencurigakan Jika pengunjung tidak dapat memberikan alasan kunjungan yang jelas atau tidak dapat menyebutkan nama pasien yang valid: – Security memberikan peringatan dengan ramah: “Bapak/Ibu , RSAB  mengijinkan kunjungan kepada  pasien yang sudah  terdaftar. Jika Anda tidak dapat memberikan keterangan yang jelas, kami harus meminta Anda untuk meninggalkan lokasi rumah sakit.” – Jika pengunjung tidak bersedia atau menolak untuk pergi, security menyampaikan: “Bapak/Ibu ,  RS tidak dapat mengizinkan bapak/Ibu tetap berada di sini. Saya harus menghubungi dinas sosial atau kantor polisi untuk membantu mengklarifikasi situasi.”
Langkah 5:
Melibatkan Pihak Berwenang (Opsional) Jika diperlukan dan sesuai dengan prosedur yang berlaku di RSAB, security dapat menghubungi dinas sosial atau kantor polisi untuk membantu menangani situasi jika pengunjung menunjukkan tindakan yang mencurigakan atau mengancam keamanan rumah sakit.
Langkah 6:
Tetap Tenang dan Profesional Selama seluruh interaksi, security bersikap tenang, elegan, dan mengedepankan sikap yang menghormati pelanggan. Security menjelaskan tujuan pertanyaan mereka dengan baik dan memberikan alasan mengapa kebijakan tersebut diterapkan , yaitu untuk menjaga keamanan dan kenyamanan seluruh pasien dan pengunjung di RSAB. Penting untuk diingat bahwa komunikasi yang baik dan sikap ramah sangat penting dalam menjalankan tugas sebagai security. Tetap mengikuti prosedur dan kebijakan rumah sakit dengan ketat, dan jika situasi memerlukan,  dapat bekerja sama dengan pihak berwenang lainnya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan RS.     Cek Indikator yang dikuasai

Cek Indikator yang dikuasai

Total Nilai: 0
Hasil: Belum dihitung
  1. Staf atau security yang melihat atau mengetahui adanya pengunjung yang membawa senjata dan melakukan pengawalan terhadap pasien, akan menjelaskan kepada pengunjung tersebut mengenai aturan rumah sakit yang melarang membawa senjata.
  2. Staf akan mengarahkan pengunjung ke security terdekat.
  3. Bagi pengawal dari institusi resmi yang sedang bertugas, security akan mendata nama, nomor identitas petugas, dan senjata yang dibawa sesuai dengan ketentuan institusi.
Berikut adalah langkah-langkah detail yang dapat diikuti oleh seorang security ketika menjalankan ketentuan terkait larangan membawa senjata dan pengawalan bagi pengawal dari institusi resmi: Langkah 1: Identifikasi Pengunjung yang Membawa Senjata Security selalu waspada dan memperhatikan pengunjung yang mungkin membawa senjata. Jika seorang security melihat atau mengetahui adanya pengunjung yang membawa senjata, sikap Security tetap tenang dan mengambil langkah-langkah berikutnya. Langkah 2: Pendekatan dengan Sikap Ramah dan Profesional Security mendekati pengunjung dengan sikap ramah dan asertif. Security menjelaskan tujuan dari pendekatan tersebut dengan jelas, yaitu terkait kebijakan rumah sakit yang melarang membawa senjata demi keamanan pasien dan seluruh pengunjung. Langkah 3: Penjelasan tentang Aturan Rumah Sakit Security menjelaskan dengan tegas namun sopan tentang aturan rumah sakit yang melarang membawa senjata di dalam area rumah sakit. Komunikasinya bisa sebagai berikut: – “Selamat pagi/siang.malam, Pak”. Untuk menjaga keamanan pasien dan pengunjung, Rumah Sakit melarang pengunjung membawa senjata di dalam area rumah sakit. Mohon agar senjatanya dapat Bapak simpan di tempat yang aman , di luar area rumah sakit sebelum melanjutkan kunjungan.” Langkah 4: Mengarahkan Pengunjung ke Security Terdekat Jika pengunjung bersedia untuk mematuhi aturan dan menyimpan senjata di tempat yang aman, security dapat mengarahkan mereka ke area khusus atau petugas lain yang bertanggung jawab untuk menyimpan senjata. Langkah 5: Mendata Pengawal dari Institusi Resmi Jika pengunjung merupakan seorang pengawal dari institusi resmi yang sedang bertugas dan masih membawa senjata ( Kepolisian, TNI, Petugas Imigrasi/Lapas), security segera melaksanakan langkah-langkah berikut: – Meminta pengawal untuk menunjukkan identitas dan memberikan informasi lengkap, termasuk nama dan nomor identitas petugas serta institusi yang diwakilinya. – Meminta keterangan tentang alasan kedatangan dan pengawalan terhadap pasien di rumah sakit. Langkah 6: Menyimpan Senjata dengan Aman (Opsional) Jika rumah sakit memiliki area khusus untuk menyimpan senjata pengunjung yang diatur dengan izin dari pihak berwenang, security dapat mengarahkan pengawal untuk menyimpan senjata mereka di tempat yang aman di dalam area rumah sakit tersebut. Langkah 7: Tetap Tenang dan Asertif Selama seluruh interaksi, security tetap tenang, profesional, dan mengedepankan sikap yang menghormati pelanggan. Security menjelaskan tujuan pertanyaan mereka dengan baik dan memberikan alasan mengapa kebijakan tersebut diterapkan yaitu menjaga keamanan dan kenyamanan seluruh pasien dan pengunjung di RS.  
  1. kita ganti dengan bahasa lain
  2. Administrasi rawat inap dan security yang mengetahui adanya pasien dengan pengawalan menjelaskan kepada pasien dan pengawalnya mengenai aturan rumah sakit, termasuk larangan membawa senjata.
  3. Pasien yang direncanakan untuk rawat inap dan mendapat pengawalan akan ditempatkan di ruang perawatan dengan satu kamar dan satu tempat tidur.
  4. Bagi pengawal yang berasal dari institusi resmi yang bertugas, atribut pengawalan akan disesuaikan dengan ketentuan institusinya.
  5. Bagi pengawal pribadi yang bukan berasal dari institusi, security harus meminta data pengawal berupa nama, nomor identitas, dan informasi mengenai senjata yang dibawa oleh pengawal.
Pastikan untuk selalu mematuhi aturan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit terkait pengawalan pasien dan keamanan senjata. Berikut adalah langkah-langkah detail yang dapat diikuti oleh seorang security dalam menjalankan prosedur untuk pasien rawat inap dengan pengawalan: Langkah 1: Identifikasi Pasien dengan Pengawalan Ketika seorang security atau petugas administrasi rawat inap mengetahui adanya pasien yang direncanakan untuk rawat inap dan mendapatkan pengawalan, mereka harus mengidentifikasi pasien tersebut dan memastikan kehadiran pengawal yang bersangkutan. Langkah 2: Penjelasan Aturan Rumah Sakit dan Larangan Membawa Senjata Security atau petugas administrasi harus menjelaskan dengan tegas dan ramah mengenai aturan rumah sakit terkait pasien dengan pengawalan, termasuk larangan membawa senjata di dalam area rumah sakit. Komunikasinya bisa sebagai berikut: – “Selamat pagi/siang/malam, Bapak/Ibu . Rumah Sakit Awal Bros menghargai keamanan dan kenyamanan seluruh pasien dan pengunjung. Untuk itu, Rumah Sakit melarang pengunjung membawa senjata di dalam area rumah sakit. Mohon Anda dapat memahami dan mematuhi aturan ini demi kebaikan semua pihak yang berada di sini.” Langkah 3: Penempatan Pasien dengan Pengawalan Pasien yang direncanakan untuk rawat inap dan mendapatkan pengawalan akan ditempatkan di ruang perawatan dengan satu kamar dan satu tempat tidur. Ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan privasi pasien serta meminimalisir gangguan pada pasien lain yang sedang dirawat. Langkah 4: Atribut Pengawalan bagi Pengawal dari Institusi Resmi Jika pengawal merupakan petugas dari institusi resmi yang bertugas, security atau petugas administrasi harus memastikan bahwa atribut pengawalan yang dibawa oleh pengawal sesuai dengan ketentuan institusi tersebut. Hal ini dapat termasuk penggunaan seragam, tanda pengenal, atau atribut pengawalan lainnya. Langkah 5: Mencatat Data Pengawal Pribadi Jika pengawal merupakan pribadi yang bukan berasal dari institusi resmi, security meminta data pengawal sebagai tindakan pengamanan ekstra. Data yang diminta mencakup nama lengkap, nomor identitas, dan informasi mengenai senjata yang dibawa oleh pengawal. Langkah 6: Komunikasi dengan Staff yang Membawa Senjata Jika terdapat pengawal yang membawa senjata, security segera menghampiri staff tersebut dengan sikap yang ramah namun tegas. Komunikasinya bisa sebagai berikut: – “Selamat pagi/siang/malam, Permisi,  Saya petugas keamanan di RSAB. Apakah Anda pengawal pasien yang direncanakan untuk rawat inap?” Guna menjaga keamanan pasien dan pengunjung, ijinkan saya menginformasikan bahwa membawa senjata di dalam area rumah sakit, tidak diperbolehkan/dilarang. Mohon informasikan data identitas Bapak, termasuk nama dan nomor identitas, serta informasi tentang senjata yang dibawa?” Langkah 7: Mengamankan Senjata sesuai Ketentuan Jika pengawal yang membawa senjata telah memberikan data identitas dan informasi tentang senjata yang dibawa, security bertindak sesuai dengan ketentuan dan kebijakan rumah sakit terkait penanganan senjata. Langkah-langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Langkah 8: Verifikasi Identitas dan Data Senjata Security memastikan keabsahan data yang diberikan oleh pengawal dengan memeriksa tanda pengenal atau dokumen lain yang sah. Selain itu, data mengenai senjata yang dibawa, seperti jenis senjata dan izin kepemilikan, juga perlu diverifikasi. Langkah 9: Informasikan Aturan dan Kebijakan Penyimpanan Senjata Jika pengawal dari institusi resmi, security memastikan bahwa pengawal tersebut telah memahami aturan dan kebijakan rumah sakit terkait penyimpanan senjata selama berada di dalam area rumah sakit. Jika ada area khusus yang ditunjuk untuk menyimpan senjata, pengawal diarahkan untuk menyimpannya di tempat tersebut. Langkah 10: Bantu Pengawal Pribadi Menyimpan Senjata Bagi pengawal pribadi yang bukan berasal dari institusi resmi dan tidak ada area khusus penyimpanan senjata di rumah sakit, security bekerja sama dengan pengawal untuk menemukan solusi yang aman dan sesuai dengan ketentuan hukum. Security dapat mengarahkan pengawal untuk menyimpan senjata di lokasi aman di luar area rumah sakit, misalnya di kantor keamanan. Langkah 11: Tetap Tenang dan Profesional Selama seluruh interaksi dengan pengawal yang membawa senjata, security tetap tenang, profesional, dan mengedepankan sikap yang menghormati pengawal dan pasien. Security menjelaskan bahwa langkah-langkah ini diambil untuk menjaga keamanan dan kenyamanan semua pihak di rumah sakit. Langkah 12: Catat dan Laporkan Kejadian Setelah prosedur penanganan pengawal yang membawa senjata selesai, security mencatat semua informasi terkait kejadian tersebut. Jika diperlukan oleh aturan rumah sakit atau hukum yang berlaku, security menyusun laporan terperinci mengenai kejadian tersebut dan melaporkannya ke pihak yang berwenang. Penting untuk selalu mematuhi aturan dan kebijakan rumah sakit terkait keamanan dan larangan membawa senjata. Komunikasi yang jelas dan tegas dari security kepada pengawal akan membantu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien dan pengunjung di rumah sakit. Penilaian Kompetensi

Penilaian Kompetensi

  • Kompetensi Pertama
  • Kompetensi Kedua
  • Kompetensi Ketiga
  • Kompetensi Keempat
  • Kompetensi Kelima

  1. Security bertanggung jawab mengatur kelancaran arus lalu lintas kendaraan yang masuk dan keluar serta memandu/mengarahkan mereka ke tempat parkir yang tersedia.
  2. Security dan petugas parkir bertanggung jawab mengatur kendaraan dokter, karyawan, dan tamu/keluarga pasien agar sesuai dengan area yang telah ditentukan.
  3. Security di posko bertanggung jawab untuk:
  1. Memeriksa secara visual setiap kendaraan mobil box/truk/sepeda motor box yang akan masuk ke lingkungan Rumah Sakit Awal Bros Batam.
  2. Melakukan pencatatan terhadap tujuan kunjungan dan isi dari semua kendaraan box dan truk yang masuk ke Rumah Sakit Awal Bros Batam.
  3. Mencatat data semua mobil box/truk/sepeda motor box yang merupakan langganan Rumah Sakit Awal Bros Batam dan mengikuti mereka hingga tempat penurunan barang.
  4. Mengawasi mobil box/truk/sepeda motor box hingga tempat parkir jika kendaraan tersebut bukan langganan.
  5. Melarang kendaraan box besar, mobil penyedot tinja, dan kontainer masuk jika tujuan kunjungan adalah untuk mengunjungi pasien.
  1. Security yang bertugas di luar gedung bertanggung jawab memeriksa area sekitar untuk memantau situasi dan kondisi di luar gedung, serta memeriksa kelengkapan inventaris. Mereka juga melaporkan perkembangan kepada Danru.
  2. Semua petugas security dilarang meninggalkan pos mereka masing-masing.
Pastikan seluruh petugas security mematuhi aturan dan tugas yang telah ditetapkan untuk menjaga keamanan dan kelancaran operasional Rumah Sakit Awal Bros Batam. Peran security RS terhadap ketentuan di atas adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan rumah sakit serta memastikan kelancaran arus lalu lintas kendaraan yang masuk dan keluar. Berikut adalah rincian komunikasi yang dapat dilakukan oleh security jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan tersebut:
  1. Ketika ada kendaraan yang mencoba masuk tanpa izin atau melanggar aturan, security di posko dapat melakukan komunikasi sebagai berikut: – “Selamat pagi/siang/malam,Pak . Ijin menginformasikan bahwa kendaraan box besar dan mobil penyedot tinja tidak diperbolehkan masuk ke area rumah sakit, jika tujuan kunjungan adalah untuk mengunjungi pasien. Mohon untuk mencari tempat parkir yang sesuai di luar area rumah sakit.”
  2. Jika ada kendaraan box/truk/sepeda motor box yang ingin masuk dan tidak terdaftar sebagai langganan rumah sakit, security di posko dapat memberikan pengarahan: – “Permisi, untuk kendaraan yang bukan langganan, kami perlu melakukan pemeriksaan sebentar sebelum mengizinkannya masuk. Mohon bersabar sejenak, kami akan memeriksa dan mengawasi kendaraan hingga ada tempat parkir yang sesuai.”
  3. Bagi kendaraan box/truk/sepeda motor box yang merupakan langganan rumah sakit, security di posko dapat melakukan komunikasi sebagai berikut: – “Selamat datang kembali. Izinkan kami mencatat data kunjungan kali ini untuk keperluan administrasi dan keamanan. Terima kasih.”
  4. Jika ada pelanggaran yang lebih serius seperti kendaraan yang membawa barang mencurigakan atau berbahaya, security di posko harus melakukan tindakan lebih lanjut dan melaporkannya kepada atasan atau pihak berwenang sesuai prosedur yang berlaku.
  5. Security yang bertugas di luar gedung dapat berkomunikasi dengan petugas lainnya atau melaporkan kejadian yang mencurigakan atau mengganggu keamanan kepada Danru atau atasan melalui komunikasi radio atau sarana komunikasi yang telah ditentukan.
  6. Bagian terpenting dari komunikasi adalah untuk tetap tenang, sopan, dan tegas dalam memberikan pengarahan atau peringatan kepada para pelanggar. Security harus selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan semua orang yang berada di lingkungan rumah sakit.
Perlu diingat bahwa ketika menghadapi situasi pelanggaran, security harus selalu mengikuti prosedur yang telah ditentukan oleh rumah sakit, termasuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang atau atasan.   Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya mengetahui area parkir dokter
Saya mengetahui area parkir pasien dan pengunjung
Saya mencatat mobil box/truk/sepeda motor box/container yang masuk area RS
Saya mengetahui tujuan mobil truk/box/container yang masuk area RS
Saya dapat memastikan kelancaran arus lalu lintas di area RS

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

Pencegahan Kehilangan Pasien:
  • Perawat bertanggung jawab untuk memasang gelang identitas pada setiap pasien.
  • Setiap pasien yang keluar dari ruang perawatan harus didampingi oleh perawat ruangan.
  • Petugas keamanan/security bertugas melakukan pengawasan di area perawatan.
  • Ketika pasien yang didampingi perawat keluar dari ruang perawatan, security akan melakukan pemeriksaan identitas pasien dan perawat.
Penanganan Kehilangan Pasien:
  • Jika perawat menyadari bahwa pasien tidak berada di ruang rawat inap, mereka akan melakukan pencarian di sekitar area rawat inap dengan bantuan security setempat.
  • Perawat akan melaporkan ciri-ciri pasien dan identitas pasien kepada security.
  • Security akan mengamankan area rumah sakit dan melakukan pencarian ke seluruh area Rumah Sakit.
  • Jika pasien tidak ditemukan, security akan melaporkan kepada manajer umum, perawat ruangan, dan Manajer Operasional Harian (MOD). Mereka akan berkoordinasi dengan customer care untuk menghubungi keluarga pasien atau mengunjungi keluarga pasien.
Pastikan langkah-langkah tersebut dilakukan dengan cermat dan efektif guna mencegah kehilangan pasien, serta memiliki tindakan yang terkoordinasi untuk menangani situasi jika kehilangan pasien terjadi. Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petugas security RS saat terjadi pencegahan dan penanganan kehilangan pasien: Pencegahan Kehilangan Pasien:
  1. Mengawasi Area Perawatan: Petugas security harus berjaga di pintu masuk ruang perawatan dan secara aktif mengawasi setiap pasien dan perawat yang keluar dari ruang perawatan.
  2. Pemeriksaan Identitas: Ketika pasien yang didampingi perawat keluar dari ruang perawatan, petugas security harus melakukan pemeriksaan identitas pasien dan perawat. Mereka harus memastikan bahwa pasien dan perawat sesuai dengan informasi yang tercatat.
  3. Tindakan Cegah: Jika ada pasien yang mencoba keluar dari ruang perawatan tanpa didampingi perawat, petugas security harus segera menghentikan pasien tersebut dan meminta klarifikasi dari perawat atau petugas medis terkait sebelum membiarkan pasien melanjutkan.
Penanganan Kehilangan Pasien:
  1. Respon Cepat: Jika perawat melaporkan adanya kehilangan pasien, petugas security harus segera merespons dengan serius dan segera bergerak untuk mengatasi situasi ini.
  2. Koordinasi dengan Perawat: Petugas security harus berkoordinasi dengan perawat atau petugas medis yang melaporkan kehilangan pasien untuk memahami ciri-ciri pasien yang hilang dan identitas pasien dengan lebih detail.
  3. Mengamankan Area Rumah Sakit: Petugas security harus segera mengamankan area rumah sakit dan memastikan bahwa tidak ada pasien yang keluar dari area tersebut tanpa pengawasan.
  4. Pencarian ke seluruh area RS: Petugas security harus melakukan pencarian di sekitar area rawat inap, termasuk area parkir, ruang tunggu, dan area publik lainnya yang mungkin dikunjungi oleh pasien yang hilang.
  5. Melaporkan Kepada Pihak Terkait: Jika pasien tidak ditemukan dalam pencarian awal, petugas security harus segera melaporkan kejadian ini kepada manajer umum, perawat ruangan, dan Manajer Operasional Harian (MOD) untuk melakukan koordinasi lebih lanjut dalam penanganan kehilangan pasien.
Contoh Komunikasi dengan Perawat atau Pihak Terkait: Petugas Security (S): “Selamat pagi, saya dari tim keamanan rumah sakit. Ada laporan mengenai kehilangan pasien?” Perawat (P): “Selamat pagi. Ya, ada seorang pasien yang tidak berada di ruang perawatan. Saya sudah mencari di sekitar area rawat inap tapi tidak menemukannya.” S: “Baik, terima kasih atas laporannya. Mohon info lebih detail mengenai ciri-ciri pasien dan identitasnya?” P: “Tentu. Pasien itu seorang wanita, berusia sekitar 40 tahun, mengenakan baju tidur berwarna biru, dan memiliki gelang identitas dengan nama ‘Maria ” S: “Baik, saya akan segera melaporkan ini ke pihak terkait dan segera mengambil tindakan untuk mencari pasien ‘Maria’. Mari kita coba mencarinya bersama-sama. Anda dapat memberi tahu saya jika ada informasi tambahan yang bisa membantu dalam pencarian ini.” P: “Terima kasih, saya akan berkoordinasi dengan tim perawat lainnya untuk membantu dalam pencarian juga.” S: “Baik, mari kita mulai pencarian dari area sekitar ruang perawatan tempat pasien terakhir kali terlihat. Saya akan meminta tim security lain untuk melakukan pencarian di area-area publik lainnya di rumah sakit.” P: “Baik, saya akan segera melaporkan ini ke perawat lain dan memberikan informasi lebih lanjut jika ada yang ingat melihat pasien ‘Maria’ di tempat lain.” Setelah itu, petugas security akan menghubungi tim security lainnya untuk membantu dalam pencarian. Mereka akan memeriksa area-area seperti ruang tunggu, area parkir, ruang makan, dan ruang publik lainnya di rumah sakit. Jika pasien tidak ditemukan dalam pencarian awal, petugas security akan segera melaporkan kejadian ini kepada manajer umum, perawat ruangan, dan Manajer Operasional Harian (MOD) untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut. Contoh Komunikasi dengan Manajer Umum dan MOD: S: “Selamat pagi/siang/malam, ini dengan ABC, tim security. Ijin melaporkan adanya kehilangan pasien bernama ‘Maria’. Kami sudah melakukan pencarian di sekitar area rawat inap tapi belum menemukannya.” Manajer Umum (MU): “Baik, terima kasih atas laporannya. Apakah ada informasi lebih lanjut mengenai ciri-ciri atau kemungkinan tempat pasien ‘Maria’ bisa pergi?” S: “Kami mendapatkan informasi bahwa pasien ‘Maria’ seorang wanita, berusia sekitar 40 tahun, mengenakan baju tidur berwarna biru, dan memiliki gelang identitas dengan nama ‘Maria’. Kami telah memeriksa area-area terdekat, tapi tidak menemukannya.” MOD: “Saya akan segera memberitahu customer care untuk menghubungi keluarga pasien ‘Maria’. Mari kita tetap tenang dan terus mencari dengan hati-hati. Beri tahu tim security lainnya untuk memperkuat pengawasan di pintu-pintu keluar dan memberitahu jika ada perkembangan.” Setelah itu, tim security akan terus melakukan pencarian dengan cermat dan juga berkoordinasi dengan customer care untuk menghubungi keluarga pasien. Setiap perkembangan dan informasi tambahan akan segera dilaporkan kembali kepada manajer umum, perawat ruangan, dan MOD untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut. Tujuan utama adalah menemukan pasien dengan segera dan memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka.   Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya dapat mengetahui identitas pasien yang keluar rawat inap
Saya paham aturan pasien pulang rawat inap
Saya tahu penanganan pasien yang keluar rawat inap tanpa didampingi perawat
Saya mampu berkoordinasi dengan unit terkait jika perawat melaporkan adanya pasien hilang

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

  1. Karyawan yang mengetahui adanya ancaman segera menghubungi operator di extension 78 dengan menyebutkan: – “Code Black” – Jenis ancaman yang terjadi – Lokasi kejadian – Nama karyawan yang melaporkan
  2. Petugas operator segera melakukan paging “Code Black”.
  3. Petugas Security yang berada di tempat kejadian segera menenangkan pelaku ancaman tanpa membahayakan dirinya sendiri, dan mengamankan pelaku.
  4. Jika pelaku dapat ditenangkan, petugas CRO dan MOD akan mengajak pelaku berdiskusi dengan tenang dan membawa pelaku menjauh dari tempat kejadian.
  5. Petugas lainnya menenangkan korban dan membawa korban menjauhi tempat kejadian.
  6. Jika situasi tidak dapat dikendalikan, petugas Security I dan Ruangan (Danru) menghubungi Manager Umum dan Direktur untuk meminta persetujuan melaporkan kejadian kepada kepolisian.
  7. Security meminta bantuan kepolisian untuk tindakan selanjutnya.
  8. Setelah kepolisian datang dan mengamankan pelaku, Security menghubungi Direktur untuk mengkonfirmasi bahwa situasi sudah dapat diamankan dengan status “Code Green”.
  9. Operator melakukan internal paging “Code Green” sebanyak 3 kali untuk menginformasikan bahwa situasi telah aman.
Kutipan Prosedur K3RS No 136
  1. indakan Petugas Security setelah Paging “Code Black”:
  • Petugas operator melakukan paging “Code Black” untuk menginformasikan situasi darurat kepada semua personel keamanan.
  • Petugas Security yang berada di tempat kejadian segera menenangkan pelaku ancaman dengan menggunakan teknik penenangan yang sesuai, tanpa membahayakan dirinya sendiri.
  • Petugas Security mengamankan pelaku agar tidak dapat melanjutkan ancaman atau kekerasan lebih lanjut.
  • Petugas CRO (Customer Relations Officer) dan MOD (Manager On Duty) mengajak pelaku berdiskusi dengan tenang dan membawa pelaku menjauh dari tempat kejadian.
  • Petugas lainnya menenangkan korban dan membawa mereka menjauh dari tempat kejadian.
  1. Jika situasi tidak dapat dikendalikan:
  • Petugas Security I dan Ruangan (Danru) menghubungi Manager Umum dan Direktur untuk meminta persetujuan melaporkan kejadian kepada kepolisian.
  • Security meminta bantuan kepolisian untuk tindakan selanjutnya dan mengamankan kejadian.
  1. Setelah kepolisian datang dan mengamankan pelaku:
  • Security menghubungi Direktur untuk mengkonfirmasi bahwa situasi sudah dapat diamankan dengan status “Code Green”.
  • Operator melakukan internal paging “Code Green” sebanyak 3 kali untuk menginformasikan bahwa situasi telah aman.
Contoh komunikasi: Petugas Security: “Direktur, situasi telah diamankan dengan bantuan kepolisian. Status ‘Code Green’ dapat diberlakukan. Semua personel di lapangan telah berhasil menenangkan pelaku ancaman dan membawa pelaku ke dalam kustodian sementara. Korban juga telah dievakuasi dari area kejadian dan dalam perawatan medis jika diperlukan. Situasi telah terkendali.” Direktur: “Terima kasih atas laporan dan respon cepat dari tim keamanan. Pastikan semua personel tetap berada di tempat mereka dan terus monitor situasi. Jika ada perkembangan lebih lanjut, segera beritahu saya.” Petugas Security: “Baik, kami akan tetap waspada dan berkoordinasi dengan petugas medis dan pihak berwenang. Kami akan memberikan update lebih lanjut jika ada perubahan situasi.” Setelah kejadian, seorang tenaga keamanan di rumah sakit perlu melakukan beberapa tindakan lanjutan: 1. **Evaluasi Kejadian**: Tim keamanan harus melakukan evaluasi menyeluruh tentang kejadian tersebut. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dan bagaimana kejadian itu dapat dihindari atau ditangani lebih baik di masa depan. 2. **Laporan Kejadian**: Menyusun laporan terperinci tentang kejadian ini dengan mencatat semua langkah yang diambil selama insiden. Laporan ini akan menjadi referensi untuk pelatihan keamanan dan kejadian serupa di masa mendatang. 3. **Debriefing**: Mengadakan sesi debriefing dengan semua personel keamanan yang terlibat dalam mengevaluasi respons mereka, menyoroti apa yang telah berhasil dan mengidentifikasi area yang dapat ditingkatkan. 4. **Pelatihan**: Menggunakan kejadian ini sebagai peluang untuk meningkatkan pelatihan keamanan dan menghadapi situasi darurat. Memastikan semua personel keamanan terlatih dengan baik dan memahami prosedur yang harus diikuti dalam berbagai situasi risiko. 5. **Kerjasama dengan Pihak Berwenang**: Bekerja sama dengan pihak berwenang setempat, seperti kepolisian, dalam menghadapi situasi darurat dan mengembangkan rencana respons bersama jika situasi serupa terjadi di masa mendatang. 6. **Konseling dan Dukungan**: Menyediakan dukungan psikologis bagi karyawan dan korban yang terlibat dalam kejadian tersebut, termasuk tim keamanan yang mungkin mengalami stres dan trauma akibat respons terhadap ancaman. Dalam semua situasi risiko dan keamanan, komunikasi yang jelas dan tepat waktu merupakan hal yang kritis. Tim keamanan harus terlatih untuk berkomunikasi dengan efektif dan efisien, baik dalam situasi darurat maupun selama upaya pencegahan dan penanganan kejadian.   Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya mampu mengamankan korban
Saya mampu menangani pelaku tanpa tindakan represif maupun represif
Saya mampu berkoordinasi dengan MOD, CRO, Danru dan kepolisian apabila diperlukan

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

  1. Security melakukan identifikasi terhadap semua petugas renovasi dan semua orang yang masuk dan keluar dari area renovasi.
  2. Petugas renovasi dari internal wajib menggunakan seragam kerja dan ID karyawan.
  3. Petugas renovasi dari eksternal wajib terdata dan menggunakan ID Vendor yang diperoleh melalui sekretaris pada jam kerja dan melalui security di luar jam kerja dan hari libur.
  4. Setiap petugas renovasi harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan risiko pekerjaan.
  5. Setiap petugas renovasi tidak diizinkan merokok di lingkungan Rumah Sakit Awal Bros Batam.
Aturan pembatasan area Untuk area kecil (dengan ukuran < 3 meter persegi):
  • Petugas renovasi memasang papan pembatas atau garis pembatas sepanjang area pekerjaan atau mengelilingi area pekerjaan.
  • Petugas URT memasang tanda peringatan dan pengumuman yang menyatakan sedang dilakukan renovasi di area depan papan atau tali pembatas.
Untuk area besar (dengan ukuran > 3 meter persegi):
  • Petugas renovasi memasang papan pembatas atau gypsum sepanjang area pekerjaan atau mengelilingi area pekerjaan.
  • Petugas renovasi memasang exhaust fan untuk menciptakan udara bertekanan positif.
  • Petugas URT memasang tanda peringatan dan pengumuman yang menyatakan sedang dilakukan renovasi di semua sisi papan pembatas.
  • Petugas renovasi memasang jala di bawah area pekerjaan apabila pekerjaan dilakukan pada ketinggian.
  • Petugas security memblokade jalan menuju area renovasi dan mengarahkan arus lalu lintas ke jalur lain.
YANG HARUS DIPERHATIKAN Petugas URT dan security memastikan tanda peringatan terpasang dengan baik dan dapat terlihat dengan mudah oleh setiap orang yang melintas selama pekerjaan renovasi berlangsung. Petugas security mengawasi agar tidak ada orang yang tidak berkepentingan masuk dalam lokasi pekerjaan. Petugas cleaning service melakukan pembersihan area renovasi dan membuang sampah mengikuti prosedur pengelolaan sampah dan limbah. Petugas K3RS dan PPIRS melakukan inspeksi secara rutin selama pekerjaan renovasi dilakukan. Petugas pemeliharaan wajib melakukan pendampingan dan supervisi pada petugas renovasi apabila petugas renovasi berasal dari pihak eksternal. Sikap dan cara komunikasi security terhadap ketentuan di atas haruslah profesional, tegas, dan tetap menjunjung tinggi etika serta aturan yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh security dalam menghadapi ketentuan tersebut: 1. **Ketegasan dalam Penegakan Aturan**: Security harus bersikap tegas dalam menerapkan ketentuan keamanan. Ketika melakukan identifikasi terhadap petugas renovasi atau orang yang masuk dan keluar dari area renovasi, pastikan bahwa setiap petugas renovasi dari internal menggunakan seragam kerja dan ID karyawan. Jika ada petugas renovasi dari eksternal, pastikan bahwa mereka terdata dan menggunakan ID Vendor yang valid. 2. **Kepatuhan terhadap Penggunaan APD dan Larangan Merokok**: Pastikan setiap petugas renovasi mematuhi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan risiko pekerjaannya. Juga, ingatkan secara tegas bahwa merokok tidak diizinkan di lingkungan Rumah Sakit Awal Bros Batam. 3. **Penjagaan Area**: Jika ada area renovasi dengan ukuran < 3 meter persegi, pastikan petugas renovasi memasang papan pembatas atau garis pembatas, dan URT memasang tanda peringatan yang jelas. Untuk area besar dengan ukuran > 3 meter persegi, pastikan papan pembatas atau gypsum terpasang dengan baik, serta exhaust fan dan jala juga dipasang sesuai peraturan. Security juga harus mengawasi blokade jalan menuju area renovasi dan mengarahkan arus lalu lintas ke jalur lain. 4. **Kepatuhan terhadap Larangan Akses**: Security harus memastikan bahwa hanya petugas renovasi yang terdaftar yang diizinkan memasuki lokasi pekerjaan. Jika ada orang yang tidak berkepentingan yang mencoba masuk, mereka harus dihentikan dan diarahkan ke area lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan renovasi. 5. **Koordinasi dengan Petugas Lain**: Security harus berkoordinasi dengan petugas URT, cleaning service, K3RS, PPIRS, dan pemeliharaan untuk memastikan bahwa setiap orang melaksanakan tugasnya dengan benar dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 6. **Komunikasi Efektif**: Dalam berinteraksi dengan petugas renovasi dan pihak lain yang terkait dengan proses renovasi, security harus tetap bersikap profesional, sopan, dan ramah. Sampaikan aturan-aturan dengan jelas dan pastikan bahwa setiap orang memahaminya dengan baik. 7. **Pelaporan dan Tindakan Lanjut**: Jika ada pelanggaran terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan, security harus melaporkannya kepada atasan atau petugas yang bertanggung jawab untuk tindakan lebih lanjut. Ingatlah bahwa peran security adalah untuk memastikan keselamatan dan keamanan seluruh area dan orang yang berada di dalamnya. Dengan bersikap profesional dan tegas dalam penegakan ketentuan, security dapat membantu mencegah insiden dan memastikan bahwa proses renovasi berjalan   Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya mampu melakukan identifikasi terhadap semua petugas renovasi yang keluar masuk area yang direnovasi
Saya melarang orang yang tidak berkepentingan masuk area yang sedang direnovasi
Saya mengerti aturan bagi setiap orang yang berada di area yang direnovasi
Saya mampu menjaga barang inventaris selama renovasi berlangsung
Saya mampu menjaga ketertiban dan keamanan selama proses renovasi

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

  1. Persiapan:
    • Petugas keamanan harus berkomunikasi dengan petugas medis atau perawat yang bertugas untuk memastikan bahwa pasien dalam kondisi stabil dan layak untuk dipindahkan ke kursi roda.
    • Pastikan kursi roda berada di dekat pintu mobil dengan aman dan tidak menghalangi lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki.
  2. Komunikasi:
    • Petugas keamanan harus berbicara dengan pasien dengan lembut dan memberitahukan rencana untuk membantu pasien keluar dari mobil dan naik ke kursi roda.
    • Jelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dan pastikan pasien mengerti sebelum memulai proses.
  3. Penyiapan pasien:
    • Pastikan mobil sudah berhenti sepenuhnya dan rem telah diaktifkan untuk keamanan.
    • Petugas keamanan harus membantu pasien mengamankan sabuk pengaman dan memastikan bahwa pasien merasa nyaman sebelum memulai proses.
  4. Menaikkan pasien dari mobil:
    • Petugas keamanan harus berdiri di samping pintu mobil dan memberikan dukungan fisik saat pasien berusaha untuk keluar dari kursi mobil.
    • Dorong kursi roda ke samping mobil sehingga dapat berada di posisi yang tepat untuk memfasilitasi proses pemindahan.
  5. Pemindahan ke kursi roda:
    • Petugas keamanan dan petugas medis atau perawat harus bekerja sama untuk memindahkan pasien dari kursi mobil ke kursi roda dengan hati-hati dan lembut.
    • Pastikan pasien memiliki pegangan atau tempat untuk menggenggam agar dapat memperoleh dukungan ekstra selama pemindahan.
  6. Perhatian khusus:
    • Jika pasien memiliki kondisi kesehatan yang mempengaruhi mobilitasnya, pastikan untuk berbicara dengan petugas medis terlebih dahulu untuk mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam proses pemindahan.
    • Selalu berikan dukungan emosional dan fisik kepada pasien selama proses pemindahan untuk memastikan mereka merasa aman dan terjaga kenyamanannya.
  7. Penyelesaian:
    • Setelah pasien berhasil duduk di kursi roda, pastikan mereka merasa nyaman dan aman sebelum membawa mereka ke area yang diinginkan.
    • Petugas keamanan dan petugas medis harus bekerja sama untuk mengarahkan kursi roda dengan hati-hati agar pasien dapat bergerak dengan aman menuju tujuan mereka.
  8. Laporan:
    • Setelah proses pemindahan selesai, petugas keamanan harus memberikan laporan kepada petugas medis atau perawat mengenai proses tersebut dan memastikan bahwa pasien telah dipindahkan dengan sukses dan tanpa insiden.
Penting untuk diingat bahwa proses pemindahan pasien dari mobil ke kursi roda harus dilakukan dengan hati-hati dan hati-hati untuk mencegah cedera atau ketidaknyamanan bagi pasien. Jika pasien memiliki kondisi kesehatan Sebagai contoh komunikasi yang perlu dilakukan saat melaksanakan prosedur pemindahan pasien dari mobil ke kursi roda, berikut adalah beberapa contoh ungkapan: 1. **Berbicara dengan pasien mengenai rencana pemindahan:** – “Selamat pagi/ siang/ malam, Pak/Bu. Kami akan membantu Anda keluar dari mobil dan naik ke kursi roda dengan hati-hati. Apakah Anda siap untuk melakukannya?” – “Kami akan membantu Anda pindah ke kursi roda agar Anda dapat dengan mudah masuk ke dalam rumah sakit. Mari lakukan ini perlahan dan hati-hati agar Anda merasa nyaman.” 2. **Memberikan dukungan dan memastikan pasien merasa nyaman:** – “Jangan khawatir, Pak/Bu. Kami akan memberikan dukungan penuh saat Anda berusaha keluar dari mobil dan naik ke kursi roda.” – “Pastikan untuk mengamankan sabuk pengaman, Pak/Bu, dan beri tahu kami jika Anda merasa tidak nyaman atau butuh bantuan lebih.” 3. **Komunikasi saat pemindahan:** – “Kami akan menggerakkan kursi roda ke samping mobil, Pak/Bu, Anda bisa menggenggam pegangan kursi untuk mendapatkan dukungan ekstra.” – “Mari kita lakukan ini perlahan, Pak/Bu, jangan ragu untuk memberi tahu kami jika Anda perlu beristirahat atau jika ada yang membuat Anda merasa tidak nyaman.” 4. **Komunikasi jika pasien memiliki kondisi kesehatan yang mempengaruhi mobilitas:** – “Apakah Anda memiliki kondisi kesehatan yang perlu kami ketahui sebelum memindahkan Anda? Misalnya, ada area yang harus dihindari atau cara tertentu yang lebih baik untuk membantu Anda?” – “Kami ingin memastikan bahwa kami melakukan pemindahan ini dengan aman dan sesuai dengan kebutuhan kesehatan Anda. Mohon beri tahu kami jika ada yang perlu kami perhatikan.” 5. **Memberikan dukungan emosional:** – “Anda sedang dalam perjalanan yang penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Kami ada di sini untuk membantu Anda dan memastikan semuanya berjalan lancar.” – “Kami mengerti bahwa ini mungkin bisa menjadi momen yang menegangkan. Tetapi jangan khawatir, Anda tidak sendirian. Kami akan membantu Anda setiap langkah dalam proses ini.” Ingatlah bahwa setiap komunikasi harus dilakukan dengan lembut, penuh empati, dan memberikan rasa aman kepada pasien. Jika pasien memiliki kondisi kesehatan tertentu yang memerlukan perlakuan khusus, selalu berbicara dengan petugas medis terlebih dahulu untuk memahami langkah-langkah yang tepat dalam pemindahan pasien.   Penilaian Kompetensi

Penilaian Kompetensi

  • Kompetensi Pertama
  • Kompetensi Kedua
  • Kompetensi Ketiga
  • Kompetensi Keempat
  • Kompetensi Kelima

  1. Persiapan:
    • Pastikan petugas keamanan berkomunikasi dengan tim medis atau perawat yang bertugas untuk mendapatkan informasi tentang kondisi pasien dan langkah-langkah khusus yang perlu diperhatikan selama proses pemindahan.
    • Periksa posisi brankar dan pastikan brankar dalam keadaan bersih, steril, dan siap digunakan.
    • Letakkan brankar di dekat pintu mobil dengan aman dan pastikan jalur pemindahan bebas hambatan.
  2. Komunikasi:
    • Petugas keamanan harus berbicara dengan pasien dengan penuh empati dan memberitahukan rencana untuk membantu pasien keluar dari mobil dan pindah ke brankar.
    • Jelaskan secara rinci langkah-langkah yang akan dilakukan dan beri kesempatan pada pasien untuk bertanya atau menyampaikan kekhawatiran sebelum memulai proses.
  3. Penilaian Pasien:
    • Sebelum memindahkan pasien, petugas keamanan harus memastikan bahwa pasien dalam kondisi stabil dan layak untuk dipindahkan ke brankar.
    • Jika pasien memiliki kondisi medis tertentu atau cedera, ikuti instruksi dari tim medis atau perawat untuk menghindari risiko cedera lebih lanjut.
  4. Posisi Brankar:
    • Pastikan brankar berada di posisi yang tepat, paralel dengan pintu mobil, dan telah dikunci dengan benar untuk mencegah pergeseran saat pemindahan pasien.
  5. Penggunaan Alat Bantu:
    • Jika diperlukan, gunakan alat bantu seperti transfer board atau lift pasien untuk memudahkan pemindahan pasien dari kursi mobil ke brankar. Ikuti prosedur yang tepat untuk penggunaan alat bantu tersebut.
  6. Pengaturan Posisi Pasien di Brankar:
    • Petugas keamanan harus bekerja sama dengan tim medis atau perawat untuk mengatur posisi pasien di brankar secara hati-hati.
    • Pastikan pasien dalam posisi yang nyaman, kepala dan leher ditopang dengan benar, dan segala kebutuhan khusus pasien telah dipenuhi.
  7. Pengamanan Pasien di Brankar:
    • Pastikan pasien sudah terikat dengan aman di brankar menggunakan sabuk pengaman brankar atau pengaman tambahan sesuai kebutuhan pasien.
  8. Perhatian Khusus:
    • Selalu berikan dukungan emosional kepada pasien selama proses pemindahan untuk mengurangi kecemasan dan ketidaknyamanan.
    • Jangan ragu untuk meminta bantuan tambahan jika diperlukan, terutama jika pasien memiliki berat badan yang lebih besar atau membutuhkan perawatan ekstra.
    1. Pemindahan yang Aman (lanjutan):
      • Petugas keamanan harus bekerja secara hati-hati dan terkoordinasi dengan tim medis atau perawat selama proses pemindahan pasien ke brankar untuk mengurangi risiko cedera pada pasien maupun petugas.
      • Hindari gerakan yang tiba-tiba atau kasar yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bahaya bagi pasien.
    2. Komunikasi Selama Pemindahan:
    • Selama pemindahan, petugas keamanan harus terus berkomunikasi dengan pasien untuk memastikan mereka merasa aman dan diberi tahu tentang setiap langkah yang akan diambil.
    • Pastikan pasien dapat memberikan tanggapan jika muncul perasaan tidak nyaman atau perlu istirahat selama proses pemindahan.
    1. Jaga Privasi dan Wibawa:
    • Pastikan seluruh proses pemindahan pasien dilakukan dengan menjaga privasi pasien dan memberikan rasa hormat terhadap keadaan mereka.
    • Petugas keamanan harus bersikap profesional, menghormati hak dan martabat pasien selama pemindahan.
    1. Koordinasi Setelah Pemindahan:
    • Setelah pasien berada di brankar, pastikan brankar terkunci dengan benar dan telah siap untuk dipindahkan.
    • Koordinasikan dengan tim medis atau perawat untuk memastikan pasien dapat dipindahkan dengan aman ke tempat tujuan selanjutnya, seperti ruang perawatan atau area pemeriksaan medis.
    1. Laporan dan Dokumentasi:
    • Setelah proses pemindahan selesai, catat dengan cermat prosedur yang telah dilakukan, kondisi pasien, dan kejadian apa pun selama proses pemindahan.
    • Jika terjadi insiden atau masalah selama pemindahan, laporkan segera kepada tim medis atau perawat untuk tindakan lebih lanjut.
    1. Evaluasi dan Peningkatan:
    • Setelah proses pemindahan selesai, lakukan evaluasi untuk mengidentifikasi apakah ada area yang perlu ditingkatkan atau masalah yang perlu diatasi.
    • Beri umpan balik kepada tim medis dan pihak terkait untuk memastikan prosedur pemindahan menjadi lebih baik di masa mendatang.
    1. Pelatihan dan Pemeliharaan Keahlian:
    • Pastikan petugas keamanan telah menerima pelatihan khusus dalam pemindahan pasien yang aman dan efisien.
    • Lakukan pemeliharaan keahlian secara berkala untuk memastikan petugas keamanan tetap mendapatkan pengetahuan dan keterampilan terkini dalam pemindahan pasien.
    Tata cara di atas adalah panduan umum untuk proses pemindahan pasien ke brankar dari mobil oleh petugas keamanan. Namun, penting untuk selalu mengikuti instruksi dan prosedur yang diberikan oleh tim medis atau perawat, serta mempertimbangkan kondisi khusus pasien untuk memastikan proses pemindahan berjalan lancar, aman, dan nyaman
Berikut adalah contoh komunikasi efektif yang tidak terlalu formal saat melakukan prosedur pemindahan pasien ke brankar dari mobil: 1. **Berbicara dengan penuh empati kepada pasien:** – “Hai, Pak/Bu. Kami akan membantu Anda untuk pindah dari mobil ke brankar dengan hati-hati ya. Jangan khawatir, kami sudah siap untuk membantu Anda.” 2. **Memberitahu rencana pemindahan dengan santai:** – “Begini, Pak/Bu. Kami akan bekerja sama untuk membawa Anda dari mobil ke brankar. Pertama, izinkan kami mengatur posisi brankarnya dekat pintu mobil.” 3. **Memberikan kesempatan bertanya sebelum memulai:** – “Apakah ada yang ingin Anda tanyakan sebelum kita mulai, Pak/Bu? Kami di sini untuk membantu, jadi jangan ragu untuk menyampaikan kekhawatiran Anda.” 4. **Saat memastikan pasien dalam kondisi stabil:** – “Sebelum kita mulai, bagaimana kabar kesehatannya hari ini, Pak/Bu? Pastikan Anda merasa nyaman sebelum kita memulai pemindahan.” 5. **Penggunaan alat bantu dengan santai:** – “Jika diperlukan, kami akan menggunakan alat bantu seperti transfer board untuk memindahkan Anda dengan lebih mudah dan nyaman.” 6. **Memberikan dorongan selama pemindahan:** – “Bersama-sama, Pak/Bu. Kita pindahkan tubuhnya dengan lembut ke brankar. Tidak terburu-buru, kita lakukan dengan hati-hati.” 7. **Memberikan pernyataan positif selama pemindahan:** – “Anda melakukannya dengan baik, Pak/Bu. Tetap santai dan biarkan kami menangani pemindahan ini.” 8. **Memberikan dukungan dan mengurangi kecemasan:** – “Tenang saja, Pak/Bu. Kami sudah melakukan ini berkali-kali dan Anda dalam tangan yang aman.” 9. **Menghargai privasi pasien selama pemindahan:** – “Saat kita pindahkan, kami akan tetap menjaga privasi Anda. Beri tahu kami jika Anda merasa tidak nyaman atau ingin sedikit istirahat.” 10. **Koordinasi setelah pemindahan:** – “Setelah kita berhasil, kita akan bawa Anda ke ruang perawatan, Pak/Bu. Tim medis siap menangani Anda lebih lanjut.” 11. **Pemberian dukungan dan semangat:** – “Semuanya akan berjalan baik, Pak/Bu. Kami di sini untuk Anda, dan tim medis juga sudah menunggu.” Selalu ingat, komunikasi yang hangat, penuh empati, dan santai dapat membantu meredakan kecemasan dan membuat pasien merasa lebih nyaman selama proses pemindahan. Selain itu, penting untuk tetap mematuhi instruksi dari tim medis atau perawat serta menjaga keselamatan pasien selama seluruh prosedur pemindahan.   Penilaian Kompetensi

Penilaian Kompetensi

  • Kompetensi Pertama
  • Kompetensi Kedua
  • Kompetensi Ketiga
  • Kompetensi Keempat
  • Kompetensi Kelima

  1. Arahkan ke Awal Bros Directory
  2. Arahkan buka wesite Awal Bros ( www.awalbros.com)
  3. Arahkan buka Halloawalbros
  Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya mengetahui media untuk mengakses informasi jadwal praktek dokter yang terkini
Saya mendapatkan informasi mengenai dokter yang praktek dan tidak praktek hari ini.
Saya dapat mengarahkan pasien/pengunjung untuk mengakses informasi jadwal praktek dokter

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

Di Area Lobby:
  • Untuk pasien dengan jaminan BPJS Kesehatan: “Bapak/Ibu, silakan mengambil nomor antrian dan menunggu di counter 1.”
  • Untuk pasien Umum: “Bapak/Ibu, silakan mengambil nomor antrian dan menunggu di counter 2.”
  • Untuk pasien dengan jaminan asuransi/Perusahaan: “Bapak/Ibu, silakan mengambil nomor antrian dan menunggu di counter 3 untuk proses validasi jaminan.”
  Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya mengetahui counter pendaftaran pasien umum
Saya mengetahui counter pendaftaran pasien jaminan asuransi dan perusahaan
Saya mengetahui counter pendaftaran pasien jaminan BPJSK

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

“ Untuk pendaftaran rawat inap , Bapak/Ibu bisa mendaftar ke bagian pendaftaran rawat inap terlebih dahulu.” “ Fasilitas ruang rawat inap dapat diakes melalui Directory Rumah Sakit Awal Bros.” “ Ruang rawat inap Solandra /Ramonda ada di lantai 5 .” (Arahkan pengunjung sesuai dengan denah RS pada Directory)     Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya mengetahui counter pendaftaran rawat inap
Saya mengetahui fasilitas rawat inap RSAB
Saya bisa mengakses informasi fasilitas rawat inap RSAB
Saya mengetahui media untuk mengakses informasi rawat inap RSABB

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

“ Jadwal Dokter spesialis dapat dilihat pada directory Rumah Sakit Awal Bros dan Aplikasi Halloawalbros.” “ Apabila bapak/ibu sudah memiliki kode booking, dapat melakukan pendaftaran mandiri pada mesin APM dan lengassung membawa struk ke nurse station.”( Ikuti Langkah pada kompetensi 13) “ Tempat pendaftaran polklinik bedah , anak dan kandungan  ada di lantai basement” “ Untuk poliklinik eksekutif di basement.” ( Sesuaikan dengan denah RS pada Directory)     Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya dapat mengakses directory RSABB
Saya dapat menggunakan MC APM
Saya mengetahui tempat pendaftaran setiap poliklinik
Saya mampu mengarahkan pengunjung untuk melakukan pendaftaran ke poliklinik rawat jalan

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

  • Pandu pelanggan buka aplikasi Stardok/ Mobile JKN/Halloawalbros /Chatbot dan ikuti Langkah – Langkah appointment pada aplikasi tersebut.
  • Minta pelanggan datang ke RS sesuai tanggal dan jam appointment ( paling lambat 30 menit sebelum jam appointment)
  • Minta pelanggan membawa berkas – berkas pendaftaran sesuai yang dipersyaratkan oleh penjamin saat datang ke RS.(lihat kompetensi no 20)
  Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya mengetahui aplikasi yang digunakan melakukan appointment
Saya mengetahui cara melakukan appointment menggunakan aplikasi tersebut
Saya mengetahui persyaratan pendaftaran tiap jaminan agar dapat melakukan appointment melalui aplikasi
Saya mampu mengajarkan kepada pelanggan cara melakukan appointment

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

Lihat Directory RSABB Basement : Poliklinik bedah , Poliklinik anak dan kandungan, Sport Clinic, Poliklinik Eksekutif, Fisioterapi dan Rehab Medis, Terapi Wicara, Tumbuh Kembang Anak, CK, Ruang Psikolog, Toilet Area publik : Musholla, ATM Center, Kantin Karyawan, Kantin Umum Lantai 1 : Poliklinik besar, MCU, Pendaftaran pasien BPJS (Counter 1) ,Pendaftaran pasien umum ( Counter 2), Pendaftaran pasien asuranasi dan perusahaan (counter 3),Kasir, Farmasi, Laboratorium, Radiologi, MRI, UGD, Toilet, Ruang Customer Care, Kasir/Pendaftaran Rawat Inap, Snow Cafe, Roti O. Lantai 2 : Ruang ICU/ICCU, Ruang OK, Angiography, Ruang Magnolia, Peristi, CSSD Lantai 3 : Rawat inap Pandoria dan Ophyris, Rekam Medis Lantai 5 : Ruang Solandra dan Ruang Ramonda Lantai 6 : Ruang Ursinia dan Torenia Lantai 7 : Ruang Vanda, HD, Endoscopi, Klinik Endokrinologi   Penilaian Kompetensi

Penilaian Kompetensi

  • Kompetensi Pertama
  • Kompetensi Kedua
  • Kompetensi Ketiga
  • Kompetensi Keempat
  • Kompetensi Kelima

Sebagai seorang security di rumah sakit, penting bagi Anda untuk memahami bahwa memberikan informasi tentang dokter praktek kepada pelanggan adalah tanggung jawab staf administrasi atau bagian pendaftaran. Namun, jika Anda secara kebetulan ditemui oleh seorang pelanggan yang bertanya tentang informasi tersebut, Anda dapat merespons dengan sopan dan membantu mengarahkan mereka ke staf yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda ikuti: 1. Pastikan Anda mengenali peran Anda: Sebagai seorang security, peran Anda adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban di rumah sakit, bukan memberikan informasi medis atau administratif. Jika ditanya tentang jadwal praktek dokter, sampaikan bahwa Anda bukan staf administrasi, namun Anda dapat membantu mereka mencari staf yang tepat untuk membantu pertanyaan mereka. 2. Berikan bantuan sesuai kebijakan: Jika ada papan informasi atau media jadwal praktek yang dapat Anda lihat secara langsung, Anda bisa menunjukkannya kepada pelanggan dengan sopan. Pastikan pelanggan bisa melihat informasi tersebut secara jelas dan mengarahkan mereka untuk lebih mendekati atau bertanya kepada staf pendaftaran jika diperlukan. 3. Hindari memberikan informasi pribadi: Jangan pernah memberikan informasi pribadi tentang dokter atau staf medis, seperti nomor telepon atau alamat, kepada pelanggan. Semua informasi yang bersifat pribadi harus dijaga kerahasiaannya sesuai dengan kebijakan rumah sakit. 4. Fokus pada tugas keamanan: Ingatkan diri Anda untuk tetap fokus pada tugas keamanan dan menjaga situasi sekitar tetap aman. Jika Anda terlalu terlibat dalam memberikan informasi administratif, hal itu bisa mengganggu tugas utama Anda sebagai security. 5. Lapor ke atas jika diperlukan: Jika ada situasi yang memerlukan bantuan lebih lanjut atau jika pelanggan tampak bingung atau kesulitan menemukan informasi yang mereka butuhkan, laporkan hal tersebut ke atasan Anda atau bagian yang bertanggung jawab. Ingatlah untuk selalu bertindak dengan sopan dan ramah dalam memberikan bantuan kepada pelanggan, tetapi juga tetap sadar akan batasan peran Anda sebagai security. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan profesional di rumah sakit.   Penilaian Kompetensi

Penilaian Kompetensi

  • Kompetensi Pertama
  • Kompetensi Kedua
  • Kompetensi Ketiga
  • Kompetensi Keempat
  • Kompetensi Kelima

Sebagai seorang security di rumah sakit, Anda mungkin akan membantu penggunaan mesin daftar pasien otomatis bagi pelanggan yang membutuhkan bantuan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti:
  1. Pahami cara kerja mesin daftar pasien otomatis: Pastikan Anda telah sepenuhnya memahami cara kerja mesin tersebut, termasuk bagaimana proses pendaftaran pasien, mengambil nomor antrian, atau mencari jadwal dokter.
  2. Berikan instruksi kepada pelanggan: Jika ada pelanggan yang tampak bingung atau membutuhkan bantuan, tawarkan diri Anda untuk membantu. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menggunakan mesin daftar pasien otomatis dengan jelas dan ramah.
  3. Tunjukkan cara penggunaan: Jika diperlukan, tunjukkan kepada pelanggan secara langsung cara menggunakan mesin tersebut. Pastikan Anda menjelaskan dengan hati-hati setiap langkahnya dan pastikan pelanggan mengerti sebelum meninggalkan mesin.
  4. Jaga kerahasiaan informasi: Ingatkan pelanggan untuk selalu menjaga kerahasiaan informasi pribadi mereka saat menggunakan mesin daftar pasien otomatis. Pastikan mereka memastikan bahwa tidak ada orang lain yang bisa melihat nomor antrian atau informasi pribadi mereka.
  5. Tetap bersedia membantu: Jika ada masalah teknis atau pelanggan masih memerlukan bantuan tambahan, pastikan Anda tetap tersedia untuk membantu atau mengarahkan mereka kepada staf yang bertanggung jawab jika diperlukan.
  6. Koordinasi dengan staf terkait: Jika ada masalah teknis atau masalah lain yang terkait dengan mesin daftar pasien otomatis, segera laporkan kepada staf administrasi atau teknisi yang bertanggung jawab untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.
  7. Prioritaskan tugas keamanan: Meskipun Anda membantu pelanggan dalam menggunakan mesin daftar pasien otomatis, tetap ingatkan diri Anda untuk tetap fokus pada tugas keamanan Anda sebagai security di rumah sakit.
  8. Dengan melakukan langkah-langkah di atas, Anda dapat membantu memastikan penggunaan mesin daftar pasien otomatis berjalan dengan lancar dan membantu pelanggan mendapatkan layanan yang lebih efisien di rumah sakit.
Note : Pandu pelanggan untuk langsung praktek menggunakan MC APM dan MC Antrian ( Usahakan agar pasien melakukannya sendiri agar mendapat pengalaman /experience sehingga lain kali dapat melakukannya sendiri)   Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya mengetahui cara melakukan registrasi ulang melalui mesin APM
Saya bisa mengarahkan pelanggan yang memiliki nomor booking sesuai penjaminannya
Saya bisa mengarahkan pelanggan untuk mengambil nomor antrian sesuai jaminannya

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

Pasien BPJSK : Ada Kartu BPJSK ,  KTP , surat rujukan atau surat dalam masa rawat dan sudah melakukan appointment melalui Mobile JKN. Pasien Asuransi : Ada kartu asuransi dan sudah melakukan appointment maelalu aplikasi Stardok/  Hallowalbros Pasien Perusahaan : Membawa surat pengantar / jaminan dari Perusahaan dan sudah melakukan appointment melalui aplikasi Stardok/Hallo Awalbros   Cek Indikator yang Dikuasai

Cek Indikator yang Dikuasai

Saya mengetahui persyaratan dokumen pendaftaran untuk pasien jaminan BPJSK
Saya mengetahui persyaratan dokumen pendaftaran untuk pasien jaminan asuransi
Saya mengetahui persyaratan dokumen pendaftaran untuk pasien jaminan perusahaan
Saya mengetahui bagaimana pelanggan dapat memperoleh dokumen yang dipersyaratkan

Hasil

Total Nilai: 0

Nilai:

Lantai 2 : Ruang ICU/ICCU untuk pasien dengan intensif care, loby lantai 2 untuk penunggu pasien. Lantai 2 : Ruang OK untuk pasien yang menjalani operasi besar Lantai 2 : Ruang RR : Ruangan untuk transit pasien yang selesai menjalani operasi dan akan diantar ke ruang rawat inap Lantai 2 : Ruang Angiography : Untuk pasien yang akan menjalani tindakan DSA dan PTCI . Lantai 3 : Ruang Pandoria untuk pasien dewasa Lantai 3 : Ruang Ophyris untuk pasien anak – anak dibawah 14 tahun. Lantai 5 : Ruang Rawat Inap VIP, Deluxe dan Ruang Isolasi ruan g bayi Lantai 5 : Ruang Rawat Inap VIP, Deluxe dan President Suite Lantai 6 : Ruang Rawat Inap Ursinia untuk pasien dewasa Lantai 6 : Ruang Rawat Inap Torenia : Untuk pasien dewasa , ruang kemoterapi, penderita kanker Lantai 7 : Ruang Endoscopi, HD untuk pasien yang akan cuci darah, Ruang Vanda Lantai 7 : Klinik Endokrinologi untuk pasien yang menjalani program bayi tabung.

Silahkan di baca untuk pengetahuan

(sumber kutipan SK)

Hak Pasien :

  1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
  2. Pasien berhak memeproleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
  3. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
  4. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
  5. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
  6. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang diberikan.
  7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlkau di rumah sakit.
  8. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
  9. Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya.
  10. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
  11. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
  12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
  13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
  14. Pasien berhak memperoleh keamanan, dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
  15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya.
  16. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan nama dan kepercayaan yang dianutnya.
  17. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standard baik secara perdata maupun pidana.
  18. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

KEWAJIBAN PASIEN

  1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala aturan dan tata tertib rumah sakit.
  2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya.
  3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diserita kepada dokter yang merawat.
  4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua biaya atas jasa pelayanan rumah sakit /dokter.
  5. Pasien dan atau penanggungjawabnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.
  6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai peraturan perundang-undangan.
  7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
  8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Rumah Sakit Awal Bros Batam tidak menyediakan layanan pemulasaraan jenasah. Keluarga akan diarahkan ke rumah duka Yayasan Marturia. Jika ada pasien meninggal dunia , maka peran security adalah mengantar jenazah ke kamar jenasah, mencatat identitas jenasah dalam logbook, memastikan keamanan di area kamar jenasah, melakukan serah terima jenasah dengan keluarga / petugas yang mengambil jenasah dengan menyerahkan berkas serah terima jenasah .

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Saya mampu mengantar jenazah ke kamar jenasah dengan pengamanan yang memadai.
  • Saya mampu mencatat identitas jenasah dalam logbook dengan akurat.
  • Saya mampu memastikan keamanan di area kamar jenasah untuk menjaga privasi dan integritas jenasah.
  • Saya mampu melakukan serah terima jenasah dengan keluarga atau petugas yang mengambil jenasah dengan prosedur berkas serah terima jenasah.

Hasil penilaian:

  1. Membuka Akses dan Menjamin Keamanan: Tenaga keamanan harus segera merespons panggilan Kode Blue dan membuka akses ke lokasi kejadian. Mereka harus memastikan area sekitar aman untuk tim medis dengan mengatur lalu lintas orang dan memastikan tidak ada hambatan.
  2. Membantu Mobilisasi Pasien dan Peralatan: Jika pasien atau tim medis perlu menggunakan lift, tenaga keamanan harus memastikan lift tersedia dan diperuntukkan untuk keperluan medis. Mereka juga dapat membantu memindahkan peralatan yang diperlukan.
  3. Mengamankan Area: Tenaga keamanan harus memastikan area di sekitar lift dan lokasi kejadian tetap aman, terkendali, dan tidak terganggu oleh pengunjung atau orang lain yang tidak terkait.
Di Luar Gedung:
  1. Memastikan Keamanan di Area Terbuka: Tenaga keamanan harus segera merespons panggilan Kode Blue dan memastikan area luar gedung yang terlibat, seperti tempat parkir, aman dan terkendali.
  2. Mengamankan Tempat Kejadian: Mereka harus membantu dalam memastikan bahwa area di sekitar tempat kejadian bersih dan terjaga. Jika pasien harus dipindahkan, tenaga keamanan dapat membantu dengan penggunaan brankar.
  3. Menghubungkan Tim Kode Blue: Tenaga keamanan harus segera menghubungi petugas paging  untuk memberitahu tentang situasi Kode Blue. (code blue sebanyak 2 kali)  Mereka juga perlu memastikan pesan terkirim dengan benar.
  4. Mengatur Lalu Lintas dan Pengunjung: Jika ada pengunjung atau orang lain di sekitar, tenaga keamanan harus mengatur lalu lintas dan memastikan bahwa tidak ada gangguan yang menghalangi proses penanganan medis

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Saya mampu merespons panggilan Kode Blue dengan cepat dan membuka akses ke lokasi kejadian.
  • Saya mampu memastikan area sekitar aman untuk tim medis dengan mengatur lalu lintas orang dan menghilangkan hambatan.
  • Saya mampu membantu mobilisasi pasien dan peralatan jika dibutuhkan, termasuk memastikan ketersediaan lift untuk keperluan medis.
  • Saya mampu menjaga keamanan di area sekitar lift dan lokasi kejadian, memastikan kontrol dan ketertiban.
  • Saya mampu merespons panggilan Kode Blue di area luar gedung, seperti tempat parkir, dan memastikan area tersebut aman dan terkendali.
  • Saya mampu membantu menjaga kebersihan dan keamanan di sekitar tempat kejadian, termasuk penggunaan brankar jika diperlukan.
  • Saya mampu menghubungi petugas paging untuk memberitahu tentang situasi Kode Blue sebanyak 2 kali dan memastikan pesan terkirim dengan benar.
  • Saya mampu mengatur lalu lintas dan pengunjung di sekitar tempat kejadian untuk memastikan proses penanganan medis tidak terganggu.

Hasil penilaian:

A.   Pencegahan Kebakaran

Dalam rangka mencegah terjadinya kebakaran dan meminimalkan risiko kebakaran di Rumah Sakit Awal Bros Batam, maka :

  1. Semua orang (karyawan dan vendor) wajib mengidentifikasi dan melaporkan kepada Komite K3RS dan Unit Pemeliharaan hal – hal yang bisa menimbulkan resiko atau potensi kebakaran.
  2. Komite K3RS dan Unit Pemeliharaan wajib segera menindak lanjuti laporan terkait potensi yang dapat menimbulkan kebakaran
  3. Semua orang wajib melakukan pencegahan kebakaran dengan :
  • Menggunakan peralatan listrik secara aman
  • Tidak menumpuk steker atau colokan listrik
  • Tidak menggunakan material listrik yang tidak sesuai standar (SNI)
  • Mengatur penyimpan B3 agar tidak menimbulkan reaksi kimia yang dapat menyebabkan kebakaran, seperti memisahkan penyimpanan bahan mudah terbakar dengan bahan B3 oksidator secara berdekatan
  • Dilarang melakukan penyalaan api dengan alasan apapun diluar area yang ditentukan
  • Dilarang menggunakan colokan listrik model “ T “ di lingkungan rumah sakit
  • Dilarang melakukan tindakan ceroboh yang dapat menyebabkan kebakaran
  • Menggunakan ukuran kabel sesuai peruntukan dan kapasitas hantar arus
  • Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi isolasi pembungkus kabel
  • Dilarang merokok di area rumah sakit
  1. Unit Pemeliharaan wajib melakukan pemeliharaan dan pemeriksaan rutin pada sumber – sumber yang dapat memicu timbulnya kebakaran
  2. Komite K3RS melakukan inspeksi dan pengawasan rutin terkait keamanan elektrikal diseluruh unit kerja
  3. Petugas security wajib melakukan fire control yaitu pengontrolan api pada area – area yang beresiko dan ruangan kosong
  4. Rumah Awal Bros Batam menyediakan sistem pendeteksi secara dini asap dan api serta meminimalkan risiko penyebaran asap dan api dengan cara :
  • Memasang alat pendeteksi asap dan panas pada seluruh area dalam Gedung
  • Memasang alat pendeteksi asap di area lobby gedung yang berpotensi menjadi tempat penyebaran asap
  • Memasang pintu kompartemen yang terhubung secara sistem pada alat pendeteksi kebakaran dan asap
  • Memastikan semua sistem berfungsi baik secara rutin

B.   Prosedur Kebakaran Dalam Gedung

  1. Semua karyawan yang melihat api / asap kebakaran harus memberitahu orang – orang yang ada di sekitar dengan cara berteriak ”CODE RED”.
  1. Petugas Helm Merah (pelaksana dibawah PJ) menyalakan alarm kebakaran dan mengambil APAR untuk memadamkan api.
  1. Petugas  Helm Biru (pelaksana dibawah PJ) menghubungi extention 78 atau HT frekuensi 5 dan melaporkan adanya kebakaran, dengan cara :
  2. “Code Red ruang… kamar …. dari… (Sebutkan Nama) Mohon bantuannya”
  3. Petugas Helm Kuning (Kepala Ruangan atau PJ Shift)  menginformasikan kepada pasien dan keluarga pasien tentang kondisi emergensi dan melakukan persiapan evakuasi
  4. Petugas Helm Putih (pelaksana dibawah PJ) melakukan penyelamatan dokumen penting
  5. Petugas Security di tempat kebakaran dan Danru Security datang membawa APAR dan membantu pemadaman.
  6. Petugas operator/CC/Counter UGD (Tim Komunikasi) segera menyalakan alarm central dan melakukan paging sebagai berikut : “Code Red”, lantai…ruang…kamar…..” sebanyak 2 kali
  7. Tim Komunikasi berkewajiban menghubungi Dinas Pemadam terdekat, kepolisian dan daftar telepon penting internal
  8. Tim Komunikasi menghubungi  MOD, Direktur, Manajer dan para koordinator dengan menggunakan telepon operator atau menggunakan handphone Operator.
  9. Pusat Komando (MOD) menuju UGD dan melakukan koordinasi penyelamatan di UGD
  10. Tim Komunikasi melakukan paging Code Orange atau menginformasikan Code Orange melalui HT frekuensi 5 apabila sudah ada perintah evakuasi dari Pusat Komando.
  11. Tim Maintenance (petugas Unit Pemeliharaan) menuju gedung utility dan memastikan pompa hydrant menyala dan mematikan aliran listrik setempat ataupun keseluruhan.
  12. Tim Maintenance menyelamatkan orang terjebak di dalam lift dan menuju tempat kejadian untuk membantu memadamkan api , bila api tidak bisa dipadamkan.
  13. Security posko memblok area pintu masuk dan tidak kendaraan lain masuk ke lingkungan RS selain mobil pemadam kebaran
  14. Petugas Security Lobby, UGD dan Security lantai lainnya membantu mengamankan pasien dan pengunjung dan membantu proses evakuasi
  15. Semua orang yang melakukan komunikasi selama kebakaran dilakukan dengan menggunakan HT frekuensi 5
  16. Semua manajer  dan  ketua K3RS menuju UGD untuk membantu dan berkoordinasi dengan Pusat Komando
  17. Pusat  Komando akan memutuskan evakuasi apabila petugas gagal memadamkan api dengan APAR, dan menentukan tempat yang akan dievakuasi terlebih dahulu serta tujuan evakuasinya.
 

C.   Prosedur Kebakaran Di Luar Gedung Utama

  1. Semua staf/karyawan rumah sakit yang melihat api atau asap kebakaran berteriak Code Red dan sesegera mungkin mencari Security atau Petugas Pemeliharaan terdekat untuk minta bantuan
  2. Security atau petugas Unit Pemeliharaan menginformasikan keadaan kebakaran di area luar gedung kepada Tim Komunikasi melalui HT frekuensi 5
  3. Petugas Security atau petugas Unit Pemeliharaan mengambil APAR atau Hydrant terdekat dan memadamkan api
  4. Tim Komunikasi melakukan paging Code Red
  5. Petugas Security Posko menghubungi Dinas Pemadam kebakaran dan Polisi
  6. Petugas Security Genset memblok area terbakar agar tidak dilalui oleh orang lain

D.   Tindakan apabila mendengar alarm kebakaran

  1. Semua staf / karyawan rumah sakit yang mendengar adanya informasi kebakaran harus bersikap tenang, jangan panik, semua kegiatan dan matikan semua peralatan listrik.
  2. Semua staf / karyawan rumah sakit yang mendengar informasi kebakaran harus memastikan keberadaan sumber api di lokasi sekitar.
  3. Bila ditemukan sumber api maka lakukan prosedur point A. Bila tidak ditemukan sumber api maka tutup semua pintu, tetapi jangan mengunci pintu.
  4. Tim Komunikasi akan melakukan paging Code Red bila alarm kebakaran berbunyi karena adanya bahaya api atau asap dan Tim Komunikasi akan menginformasikan adanya kerusakan atau kendala teknis bila alarm berbunyi karena hal teknis lainnya
  5. Semua staf /karyawan rumah sakit yang mendengar paging Code Red, wajib mengaktifkan HT di frekuensi 5 dan melaporkan standby ke Pusat komando.

E.   Prosedur Membunyikan Alarm Kebakaran

  1. Staf / karyawan rumah sakit / PIC Helm Merah mencari alarm kebakaran terdekat dengan lokasi kebakaran dan menekan kaca pengaman menggunakan tangan
  2. Alarm kebakaran akan segera berbunyi.
  1. Prosedur Pemakaian Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
  1. PIC Helm Merah /Staf / karyawan rumah sakit yang menemukan kebakaran menurunkan APAR dari tempatnya dan memastikan APAR layak pakai sebelum digunakan dengan cara melihat tekanan, expire date, kelengkapan APAR
  2. Petugas menarik pin pengaman, melepaskan selang APAR dan mengarahkan selang ke titi api sambil menekan tuas atas APAR
  1. Prosedur Pemakaian Hidran
  1. Petugas Security dan Petugas Pemeliharaan menggunakan hidran secara berkelompok 3 – 5 orang
  2. Dua orang petugas dalam kelompok hidran bertugas membuka pintu penutup hidran dan menarik nozzle dan selang sampai mendekati titik api.
  3. Petugas lainnya menghubungkan selang ke valve / kran hidran dan kemudian membuka kran / valve hydrant sehingga air akan keluar dengan tekanan tinggi
  1. Prosedur Evakuasi Kebakaran
  1. Petugas Helm Kuning menyampaikan kondisi emergensi kepada pasien dan keluarga pasien dan melibatkan keluarga pasien untuk membantu
  2. Petugas Helm Kuning dibantu oleh tenaga lainnya yang sudah ditunjuk oleh Pusat Komando untuk melakukan persiapan evakuasi pasien dan mengelompokkan pasien sesuai kondisi yaitu :
  • Kelompok 1 : kelompok yang mampu berjalan sendiri
  • Kelompok 2 : kelompok yang membutuhkan tandu
  • Kelompok 3 : kelompok yang membutuhkan alat bantu lainnya selain tandu
  • Kelompok 4 : kelompok DNR / sudah meninggal
  1. Petugas Helm Kuning melakukan evakuasi pasien setelah adanya perintah “Code Orange” dari Pusat komando
  2. Petugas Helm Kuning mengevakuasi kelompok 1 terlebih dahulu dan selanjutnya diikuti oleh kelompok 2, kelompok 3 dan kelompok 4
  3. Petugas Helm Kuning menentukan cara evakuasi pasien yang membutuhkan bantuan dengan beberapa cara yaitu :
  • digendong
  • dibopong
  • memakai kursi roda
  • memakai tandu
  1. Semua orang (pasien/ pengunjung/ keluarga pasien) yang telah diinstruksikan oleh Petugas Helm Kuning untuk evakuasi segera menuju tangga darurat dengan tertib, tidak berlari dan berjalan cepat dan teratur
  2. Semua orang (pasien/ pengunjung/ keluarga pasien) yang melakukan evakuasi tidak diperbolehkan menggunakan lift untuk evakuasi
Semua orang (pasien/ pengunjung/ keluarga pasien) tidak dibenarkan kembali ke ruangan setelah evakuasi

Penilaian Kompetensi Mandiri

Pencegahan dan Penanganan Kebakaran

  • Saya mampu mengidentifikasi dan melaporkan potensi risiko kebakaran kepada Komite K3RS dan Unit Pemeliharaan.
  • Saya mampu melakukan tindakan pencegahan kebakaran, seperti penggunaan peralatan listrik secara aman dan menghindari tumpukan steker atau colokan listrik.
  • Saya mampu mengatur penyimpanan B3 untuk menghindari reaksi kimia yang dapat menyebabkan kebakaran.
  • Saya mampu mematuhi aturan terkait larangan merokok dan penggunaan alat elektronik yang berpotensi menyebabkan kebakaran.
  • Saya mampu melakukan tindakan pencegahan di luar gedung, seperti memblok area terbakar dan memadamkan api dengan APAR atau hydrant.

Prosedur Kebakaran Dalam Gedung

  • Saya mampu mengenali kondisi kebakaran dan memberitahu orang di sekitar dengan berteriak “CODE RED”.
  • Saya mampu melaporkan adanya kebakaran kepada petugas Helm Merah dan Tim Komunikasi.
  • Saya mampu melakukan tindakan sesuai prosedur kebakaran, seperti evakuasi pasien, menghubungi pihak berwenang, dan melakukan penyelamatan dokumen penting.
  • Saya mampu berkoordinasi dengan tim keamanan, petugas pemeliharaan, dan petugas komunikasi selama situasi kebakaran.

Prosedur Kebakaran Di Luar Gedung Utama

  • Saya mampu merespons kebakaran di luar gedung dengan menghubungi petugas keamanan atau petugas pemeliharaan.
  • Saya mampu menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) dan hydrant secara benar untuk memadamkan api.
  • Saya mampu berkoordinasi dengan tim komunikasi, dinas pemadam kebakaran, dan pihak berwenang terkait selama situasi kebakaran di luar gedung.

Tindakan Mendengar Alarm Kebakaran

  • Saya mampu tetap tenang dan tidak panik ketika mendengar alarm kebakaran.
  • Saya mampu mematikan peralatan listrik dan memastikan keamanan sekitar.
  • Saya mampu melaporkan keberadaan sumber api atau asap kepada petugas Helm Kuning atau Tim Komunikasi.
  • Saya mampu mengikuti instruksi dari petugas Helm Kuning dan Tim Komunikasi selama situasi kebakaran.

Hasil penilaian:

Peran security adalah:
  1. Membantu perawat memindahkan jenasah dari tempat tidur ke keranda, Security memakai APD sarung tangan.
  2. Memastikan bahwa jenazah memiliki label identitas .
  3. Membawa jenazah menggunakan keranda dari ruang rawat inap ke kamar jenazah.

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Saya mampu membantu perawat memindahkan jenazah dari tempat tidur ke keranda dengan memakai APD sarung tangan.
  • Saya mampu memastikan bahwa jenazah memiliki label identitas.
  • Saya mampu membawa jenazah menggunakan keranda dari ruang rawat inap ke kamar jenazah.

Hasil penilaian:

Security memastikan identitas pengunjung : menanyakan hubungannya dengan bayi /orang tua bayi “Mohon informasinya, hubungan Bapak/Ibu dengan bayi apa ya?” “ Sebentar saya informasikan kepada orang tua bayi tersebut” “ Sebentar saya informasikan kepada perawat di ruangan.” Security berkoordinasi dengan perawat ruangan. Pengunjung hanya boleh melihat bayi dari kaca dan tidak diperbolehkan masuk ruang bayi Atau bayinya dibawa keluar ruang bayi namun masih berada dalam ruang rawat inap dan didampingi orang tua bayi atau perawat.

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Saya mampu memastikan identitas pengunjung dengan menanyakan hubungannya dengan bayi atau orang tua bayi: “Mohon informasinya, hubungan Bapak/Ibu dengan bayi apa ya?”
  • Saya mampu berkoordinasi dengan perawat ruangan dan menyampaikan informasi pengunjung.
  • Saya mampu memastikan bahwa pengunjung hanya boleh melihat bayi dari kaca dan tidak diperbolehkan masuk ruang bayi.
  • Saya mampu memastikan bahwa jika bayi dibawa keluar ruang bayi, bayi tersebut masih berada dalam ruang rawat inap dan didampingi oleh orang tua bayi atau perawat.

Hasil penilaian:

  1. Security tahu letak CCTV yang menyorot pintu masuk dan pintu keluar ruang bayi
  2. Security mengetahui letak alarm dan mengetahui bunyi alarm ruang bayi
  3. Security mengetahui pintu darurat
  4. Setiap kali bayi keluar ruangan, security wajib mencatat identitas bayi, identitas perawat, jam keluar/masuk, tujuan keluar ruangan.

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Saya mampu mengetahui letak CCTV yang menyorot pintu masuk dan pintu keluar ruang bayi.
  • Saya mampu mengenali letak alarm dan mengenali bunyi alarm ruang bayi.
  • Saya mampu mengenali lokasi pintu darurat.
  • Saya mampu mencatat identitas bayi, identitas perawat, jam keluar/masuk, serta tujuan keluar ruangan setiap kali bayi keluar ruangan.

Hasil penilaian:


Security wajib mencatat identitas bayi/menempelkan label identitas pada logbook, mencatat petugas atau perawat yang membawa bayi, tujuan bayi keluar ruangan, dan waktu/jam bayi keluar ruangan.

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Saya mampu mencatat dengan akurat identitas bayi, petugas atau perawat yang membawa bayi, tujuan keluarnya bayi dari ruangan, serta waktu dan jam bayi keluar ruangan.
  • Saya mampu melakukan pencatatan dengan cepat dan efektif pada logbook identitas bayi.

Hasil penilaian:

a.Security wajib menyediakan kursi roda bagi pasien geriatri/usia lebih 60 tahun,  pasien dengan gangguan mobilitas seperti memakai alat bantu jalan, post operasi orthopedi, pasien post operasi mata
  1. Security meminta gelang risiko jatuh ke pendaftaran /CC dan memakaikannya pada lengan pasien.

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Security meminta gelang risiko jatuh ke pendaftaran /CC dan memakaikannya pada lengan pasien.
  • Saya mampu meminta gelang risiko jatuh dari pendaftaran atau Customer Care (CC) sesuai dengan kebutuhan.
  • Saya mampu memasang gelang risiko jatuh pada lengan pasien dengan benar dan sesuai prosedur yang ditetapkan.
  • Saya mampu menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya dan fungsi gelang risiko jatuh yang dikenakan.

Hasil penilaian:

  • Security mengetahu jam kunjung adalah 18.00 – 19.00
  • Anak – anak di bawah 12 tahun tidak boleh berada di ruang rawat inap untuk mengunjungi pasien
  • Hanya 2 orang pengunjung yang diperbolehkan memasuki ruang rawat inap
  • Pengunjung tidak diperkenankan membawa termos air panas ke ruang rawat inap
  • Pengunjung wajib keluar ruangan rawat inap ketika jam kunjung sudah usai.
“ Selamat malam,Bapak/Ibu, jam kunjung pasien telah habis, pasien akan beristirahat sekarang.” “ Selamat malam Bapak/Ibu, hanya 2 orang yang boleh masuk kamar pasien, mohon bisa bergantian.” “ Bapak/Ibu, anak-anak dibawah 12 tahun tidak diperkenankan masuk ruang rawat inap.”
Security memahami untuk tidak membicarakan identitas pasien, riwayat medis medis di ruang publik Security memahami untuk tidak memberitahukan identitas pasien dan riwayat medis pasien kepada orang yang tidak berhak Security memahami bahwa dirinya sudah disumpah untuk menjaga kerahasiaan informasi medis pasien.

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Security memahami untuk tidak membicarakan identitas pasien, riwayat medis di ruang publik.
    • Saya mampu menjaga kerahasiaan informasi medis pasien dengan tidak membicarakan identitas pasien atau riwayat medis di ruang publik.
    • Saya mampu menahan diri dari memberitahukan identitas pasien dan riwayat medis pasien kepada orang yang tidak berhak.
    • Saya mampu mengingat dan menghormati bahwa saya sudah disumpah untuk menjaga kerahasiaan informasi medis pasien.

Hasil penilaian:

Jika security mendapat laporang kehilangan barang dari pengunjung maka :
  1. Catat nama pelapor dan nomor telepon yang bisa dihubingi beserta ciri ciri barang yang hilang
  2. Check lokasi perkiraan barang hilang
  3. Koordinasi dengan petugas CC dan Koordinator security untuk membuat permohonan buka CCTV kepada Manager IT.
  4. CCTV akan dibuka dan file disimpan oleh petugas IT

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Jika security mendapat laporan kehilangan barang dari pengunjung maka:
    • Saya mampu mencatat nama pelapor dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
    • Saya mampu mencatat ciri-ciri barang yang hilang dari laporan pelapor.
    • Saya mampu melakukan pemeriksaan lokasi perkiraan barang hilang.
    • Saya mampu berkoordinasi dengan petugas Customer Care (CC) dan Koordinator security untuk membuat permohonan buka CCTV.
    • Saya mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Manager IT untuk membuka CCTV dan menyimpan file rekaman.

Hasil penilaian:

Penitipan di Area UGD :
  • Security melakukan identifikasi barang pasien dengan kriteria: pasien dengan hilang kesadaran/tidak mampu memikul tanggung jawab , disaksikan perawat dan diduokumentasikan dalam Formulir Penitipan Barang
  • Security menyimpan barang pasien dalam kantong plastik, memberi label identitas, dan menyimpan dalam almari terkunci yang sudah tersedia. Kunci dipegang oleh security.
  • Security akan memberikan barang milik pasien kepada keluarga jika keluarga yang bertanggung jawab sudah datang dan melakukan serah terima dengan petugas UGD.
Penitipan di Area Rawat Jalan
Security mengarahkan ke Customer Care yang akan mengidentifikasi barang, memberi label nama pasien dan nomor telepon.
Penitipan di MCU
  • Security mengarahkan pasien kepada petugas pendaftaran MCU yang akan menjelaskan fasilitas loker kepada pasien.
  • Petugas MCU yang akan melakukan serah terima barang dengan mencatat nama pasien, nama barang, tanggal dan jam,nomor kunci loker, penyerahan formulira serah terima barang dan kunci loker.
Penitipan barang di rawat inap
  1. Yang dapat menitipkan barang di area rawat inap adalah pasien yang datang ke Rumah Sakit atau dirawat seorang diri dan tidak didampingi oleh keluarga dan atau tidak mampu memikul tanggung jawab.
  2. Security mengarahkan pasien kepada perawat ruangan yang akan mencatat dalam formulir serah terima barang dan menerima barang serta memebri identitas pasien dan menyimpan dalam almari terkunci. Kunci dipegang perawat.

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Penitipan di Area UGD:
    • Saya mampu mengidentifikasi barang pasien yang memenuhi kriteria.
    • Saya mampu berkoordinasi dengan perawat untuk menyaksikan penitipan barang.
    • Saya mampu mendokumentasikan penitipan barang dalam Formulir Penitipan Barang.
    • Saya mampu menyimpan barang pasien dengan benar dalam kantong plastik dan memberi label identitas.
    • Saya mampu menyimpan barang pasien dalam almari terkunci dan menjaga kunci dengan benar.
    • Saya mampu melakukan serah terima barang kepada keluarga dengan petugas UGD sesuai prosedur.
  • Penitipan di Area Rawat Jalan:
    • Saya mampu mengarahkan pasien kepada Customer Care untuk proses identifikasi barang.
    • Saya mampu memberi label nama pasien dan nomor telepon pada barang yang akan dititipkan.
  • Penitipan di MCU:
    • Saya mampu mengarahkan pasien kepada petugas pendaftaran MCU dan menjelaskan fasilitas loker.
    • Saya mampu melakukan serah terima barang dengan mencatat detail penting pada formulir serah terima.
  • Penitipan barang di rawat inap:
    • Saya mampu mengarahkan pasien kepada perawat ruangan untuk proses penitipan barang.
    • Saya mampu berkoordinasi dengan perawat untuk mencatat dan menerima barang serta memberikan identitas pasien.
    • Saya mampu menyimpan barang pasien dalam almari terkunci dan menjaga kunci dengan benar.

Hasil penilaian:

Kutipan Prosedur :
  1. Karyawan yang mengetahui adanya ancaman segera menghubungi operator di extension 78 dengan menyebutkan :
  • “Code Black”
  • Jenis ancaman
  • Lokasi
  • Nama karyawan.
  1. Petugas operator melakukan pagging Code Black
  2. Petugas Security ditempat kejadian segera menenangkan pelaku ancaman, tanpa membahayakan diri sendiri dan mengamankan pelaku
  3. Bila pelaku bisa ditenangkan, maka petugas CRO dan MOD akan mengajak pelaku berdiskusi dengan tenang dan membawa pelaku menjauh dari tempat kejadian
  4. Petugas lainnya menenangkan korban dan membawa korban menjahui tempat kejadian
  5. Apabila situasi tidak bisa dikendalikan, maka petugas security / Danru menghubungi Manager Umum dan Direktur untuk meminta persetujuan melaporkan kepada kepolisian
  6. Security meminta bantuan kepolisian untuk tindakan selanjutnya.
  7. Setelah kepolisian datang dan mengamankan pelaku, security menghubungi Direktur mengkonfirmasi kondisi sudah dapat diamankan “Code Green”.

Operator melakukan internal paging “Code Green” sebanyak 3 kali

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Karyawan yang mengetahui adanya ancaman segera menghubungi operator di extension 78 dengan menyebutkan :
    • Saya mampu menghubungi operator di extension 78 dengan cepat saat mengetahui adanya ancaman.
    • Saya mampu mengucapkan “Code Black” secara jelas saat menghubungi operator.
    • Saya mampu menyebutkan jenis ancaman dengan jelas kepada operator.
    • Saya mampu menyebutkan lokasi ancaman secara akurat kepada operator.
    • Saya mampu menyebutkan nama karyawan yang melaporkan ancaman.

     

  • Petugas operator melakukan paging “Code Black”:
    • Saya mampu melakukan internal paging “Code Black” dengan cepat setelah menerima laporan dari karyawan.

     

  • Petugas Security menangani pelaku ancaman:
    • Saya mampu mendekati pelaku ancaman dengan tenang dan tidak membahayakan diri sendiri.
    • Saya mampu menenangkan pelaku ancaman dengan tindakan yang sesuai.
    • Saya mampu mengamankan pelaku ancaman dengan tindakan yang sesuai.

     

  • Diskusi dengan pelaku ancaman:
    • Saya mampu berkomunikasi dengan pelaku ancaman secara tenang dan bijaksana.
    • Saya mampu membawa pelaku ancaman menjauh dari tempat kejadian untuk berdiskusi.

     

  • Pertolongan kepada korban:
    • Saya mampu menenangkan korban ancaman dengan tindakan yang sesuai.
    • Saya mampu membantu korban menjauh dari tempat kejadian untuk memberikan rasa aman.

     

  • Situasi tidak terkendali:
    • Saya mampu mengambil keputusan untuk menghubungi Manager Umum dan Direktur jika situasi tidak bisa dikendalikan.
    • Saya mampu meminta persetujuan untuk melaporkan kepada kepolisian jika diperlukan.
    • Saya mampu berkoordinasi dengan petugas keamanan lainnya dalam situasi tersebut.

     

  • Bantuan kepolisian:
    • Saya mampu menghubungi kepolisian untuk meminta bantuan dan tindakan selanjutnya.
    • Saya mampu memberikan informasi yang diperlukan kepada petugas kepolisian.

     

  • Penanganan setelah kepolisian datang:
    • Saya mampu mengkonfirmasi kepada Direktur bahwa situasi telah diamankan setelah kepolisian datang.
    • Saya mampu melakukan internal paging “Code Green” sebanyak 3 kali setelah kepolisian mengamankan pelaku.

     

Hasil penilaian:


kutipan Prosedur Selama Kode Brown Aktif: Sistem Keamanan I. Pengalihan Arus Lalu Lintas dan Akses
  1. Ketika kode brown diaktifkan, petugas keamanan akan mengalihkan mobil-mobil yang tidak terkait dengan korban massal untuk melewati jalur lobi. Mereka tidak diizinkan melewati jalur Unit Gawat Darurat (UGD).
  2. Pasien dan pengunjung yang tidak terkait dengan korban massal dilarang untuk melintasi pintu samping UGD.
II. Pengamanan Area UGD dan Fasilitas Terkait
  1. Petugas keamanan akan melakukan pengamanan area UGD dengan memblokade ruang tunggu UGD, koridor radiologi, dan area terkait lainnya. Area ini hanya diperuntukkan bagi korban massal dan tidak dapat diakses oleh pasien atau pengunjung lainnya.
  2. Selama periode kode brown, tidak ada wartawan yang diizinkan memasuki area UGD.
  3. Setiap keluarga korban yang akan mendampingi korban hanya diizinkan satu orang per korban. Ini bertujuan untuk mengendalikan jumlah orang di area UGD dan memastikan ruang yang cukup bagi korban dan keluarga.

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Pengalihan Arus Lalu Lintas dan Akses:
    • Saya mampu mengalihkan mobil-mobil yang tidak terkait dengan korban massal untuk melewati jalur lobi saat kode brown diaktifkan.
    • Saya mampu memastikan bahwa mobil-mobil tidak diizinkan melewati jalur Unit Gawat Darurat (UGD) selama kode brown berlangsung.
    • Saya mampu mengarahkan pasien dan pengunjung yang tidak terkait dengan korban massal untuk tidak melintasi pintu samping UGD.
  • Pengamanan Area UGD dan Fasilitas Terkait:
    • Saya mampu melakukan pengamanan area UGD dengan efektif, termasuk memblokade ruang tunggu UGD, koridor radiologi, dan area terkait lainnya.
    • Saya mampu memastikan bahwa area yang diamankan hanya dapat diakses oleh korban massal dan tidak oleh pasien atau pengunjung lainnya.
    • Saya mampu mengidentifikasi dan menghalangi wartawan untuk memasuki area UGD selama periode kode brown.
    • Saya mampu memberlakukan kebijakan bahwa setiap keluarga korban yang akan mendampingi korban hanya diizinkan satu orang per korban selama kode brown, untuk mengontrol jumlah orang di area UGD dan memastikan kenyamanan bagi korban dan keluarga.

Hasil penilaian:

Cutipan prosedur saat alarm kebakaran aktif
  1. Rumah Sakit Awal Bros Batam telah dilengkapi dengan alat deteksi otomatis dan alarm manual untuk bahaya kebakaran.
  2. Alat deteksi bahaya kebakaran yang dimiliki Rumah Sakit Awal Bros Batam berupa smoke detector dan heat detector dipasang merata di seluruh gedung rumah sakit.
  3. Alat deteksi otomatis dan alarm manual kebakaran tersambung dalam 1 sistem rangkaian alarm yang dibagi berdasarkan lokasi atau zone.
  4. Sistem alarm akan aktif atau alarm akan berbunyi apabila terjadi:
    1. Smoke detektor mendeteksi adanya asap.
    2. Heat detektor mendeteksi adanya panas atau api.
    3. Petugas atau orang menekan tombol alarm manual.
    4. Adanya kerusakan teknis pada sistem.
  5. Bila salah satu kondisi pada point 4 terjadi, maka sistem akan membaca dan memberikan informasi kepada master central fire alarm sehingga:
    1. Bel dan lampu indikasi lokasi Main Control Fire Alarm (MCFA) akan menyala.
    2. Bel dan lampu pada indoor hydrant box pada lokasi yang mengalami gangguan akan menyala.
    3. Lampu indikasi lokasi pada sub-annunciator MCFA setiap lantai akan menyala.
  6. Bila sistem alarm kebakaran menyala karena adanya api atau asap, maka:
    1. Semua staf yang mendengar alarm kebakaran melakukan pengecekan sumber api atau asap di sekitar area kerja masing-masing.
    2. Bila staf menemukan adanya api atau asap, maka Code Red diaktifkan sesuai prosedur kebakaran.
  7. Bila sistem alarm kebakaran menyala karena kerusakan atau false alarm, maka:
    1. Petugas security mengamankan dan menenangkan semua orang agar tidak panik.
    2. Petugas pemeliharaan mendeteksi zona kerusakan alarm melalui lampu sub panel yang ada di setiap lantai gedung rumah sakit.
    3. Setelah mengetahui zona yang mengalami masalah, petugas pemeliharaan melakukan pencarian dan penyebab kerusakan alarm.
    4. Jika penyebab kerusakan dan alarm yang aktif sudah diketahui, petugas pemeliharaan melakukan reset pada panel master central fire alarm.
    5. Petugas pemeliharaan melakukan perbaikan kerusakan dan mengaktifkan sistem alarm kembali.
Ketika terjadi situasi-situasi seperti yang telah disebutkan di atas, berikut adalah tindakan yang harus dilakukan oleh petugas security :
  1. Ketika sistem alarm kebakaran menyala karena adanya api atau asap:
    1. Petugas security harus segera merespons dan mendengarkan suara alarm kebakaran.
    2. Petugas segera melakukan pengecekan sumber api atau asap di sekitar area kerjanya dan sekitar lokasi kebakaran jika memungkinkan.
    3. Jika petugas menemukan adanya api atau asap, ia harus segera memberikan laporan melalui komunikasi yang telah ditetapkan, misalnya menggunakan komunikasi radio atau telepon untuk menghubungi tim pemadam kebakaran dan memberikan lokasi tepat dari kebakaran tersebut.
    4. Petugas security juga harus memberikan peringatan dan instruksi kepada orang-orang di sekitar untuk segera meninggalkan area kebakaran dan menuju titik evakuasi terdekat.
    5. Selain itu, petugas security harus mengikuti prosedur evakuasi darurat yang telah ditetapkan dan membantu pengawalan dan pengarahan penghuni dan pasien menuju tempat evakuasi yang aman.
Contoh komunikasi yang bisa dilakukan oleh petugas security: “Kepada semua petugas keamanan dan staf rumah sakit, alarm kebakaran telah aktif. Mohon segera periksa area kerja masing-masing untuk mencari sumber api atau asap. Laporkan lokasi tepat jika menemukan kebakaran. Seluruh orang diharapkan mengikuti prosedur evakuasi dan menuju titik evakuasi yang telah ditentukan. Segera hubungi tim pemadam kebakaran untuk memberikan laporan dan koordinasi lebih lanjut.”
  1. Ketika sistem alarm kebakaran menyala karena kerusakan atau false alarm:
    1. Petugas security harus tetap tenang dan mengamankan semua orang agar tidak panik.
    2. Petugas kemudian harus mendeteksi zona kerusakan alarm melalui lampu sub panel yang ada di setiap lantai gedung rumah sakit.
    3. Setelah mengetahui zona yang mengalami masalah, petugas harus melakukan pencarian dan mengidentifikasi penyebab kerusakan alarm.
    4. Jika penyebab kerusakan dan alarm yang aktif sudah diketahui, petugas pemeliharaan akan melakukan reset pada panel master central fire alarm untuk mengatasi masalah tersebut.
    5. Setelah sistem alarm diperbaiki, petugas security harus menginformasikan bahwa kebakaran palsu telah terjadi dan memberikan penjelasan kepada orang-orang di sekitar tentang kondisi yang sebenarnya.
Contoh komunikasi yang bisa dilakukan oleh petugas security: “Kepada semua petugas keamanan dan staf rumah sakit, perlu diinformasikan bahwa sistem alarm kebakaran yang menyala adalah karena adanya kerusakan teknis, bukan karena adanya kebakaran sebenarnya. Sistem alarm sedang dalam perbaikan dan akan diaktifkan kembali setelah perbaikan selesai. Terima kasih atas perhatiannya dan tetap tenang selama proses perbaikan  
 

Penilaian Kompetensi Mandiri

  • Saya bisa memahami cara kerja alat deteksi otomatis dan alarm manual kebakaran, termasuk smoke detector dan heat detector.
  • Saya bisa memahami bagaimana sistem alarm terhubung dalam 1 sistem rangkaian alarm dan bagaimana pembagian berdasarkan lokasi atau zona.
  • Merupakan Responsif terhadap Alarm Kebakaran:
    • Saya bisa menanggapi dan merespons dengan cepat saat alarm kebakaran berbunyi.
    • Saya bisa melakukan pengecekan cepat terhadap sumber api atau asap di sekitar area kerja dan sekitar lokasi kebakaran jika memungkinkan.
    • Saya bisa melaporkan lokasi tepat kepada tim pemadam kebakaran dengan menggunakan komunikasi yang ditentukan.
  • Menerapkan Evakuasi Darurat dengan Tepat:
    • Saya bisa memberikan instruksi dan peringatan kepada individu di sekitar untuk segera meninggalkan daerah yang terancam kebakaran.
    • Saya bisa mengikuti prosedur evakuasi darurat yang telah ditetapkan.
  • Menerapkan Komunikasi Efektif:
    • Saya bisa berkomunikasi dengan jelas dan tenang kepada semua petugas keamanan dan staf rumah sakit.
    • Saya bisa menggunakan komunikasi radio atau telepon untuk berhubungan dengan tim pemadam kebakaran dan memberikan laporan serta koordinasi yang diperlukan.
  • Menangani Kebakaran Palsu atau Kerusakan Alarm:
    • Saya bisa tetap tenang dan mengamankan semua orang saat sistem alarm kebakaran menyala karena kerusakan atau false alarm.
    • Saya bisa mencari tahu zona kerusakan alarm melalui lampu sub panel di setiap lantai gedung rumah sakit.
    • Saya bisa bekerja sama dengan petugas pemeliharaan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan alarm.
    • Jika penyebab kerusakan diketahui, saya bisa membantu proses perbaikan dan reset pada panel master central fire alarm untuk mengatasi masalah tersebut.
  • Koordinasi dan Kolaborasi:
    • Saya bisa berkoordinasi dengan tim pemadam kebakaran dan petugas pemeliharaan dalam situasi darurat.
    • Saya bisa memberikan informasi kepada staf rumah sakit dan orang-orang di sekitar tentang kondisi sebenarnya saat alarm palsu terjadi.
  • Memahami Prosedur dan Protokol:
    • Saya bisa memahami dengan baik prosedur evakuasi darurat yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
    • Saya bisa memahami langkah-langkah untuk mengatasi situasi alarm palsu atau kerusakan pada sistem alarm.
  • Menunjukkan Ketenangan dan Kewibawaan:
    • Saya bisa menunjukkan sikap tenang dan kewibawaan dalam menghadapi situasi darurat, memberikan rasa percaya kepada staf dan orang-orang di sekitar.

Hasil penilaian:

4. INFO SISTEM PLOTTING

Terdiri dari 2 Wing

  • Wing A 
  • Wing B

Terdapat  5 Pintu Masuk

  • Pintu UGD
  • Pintu Lobby Utama (Lt.1)
  • Pintu Foodcourt (Basement)
  • Pintu Poli Bedah ( Basement)
  • Pintu CK ( Basement)

Terdapat 3 Area Parkir

  • Parkir UGD
  • Parkir depan
  • Parkir Timur

Memiliki 1 Gerbang untuk Masuk & Keluar

 

Terdapat 1 Gedung Utility

 

Terdapat Area & Fasilitas Publik 

  • Mushalla
  • ATM
  • Foodcourt
  • Dll

Terdiri dari 9 Plotting

  • Area Basemen Pintu Depan
  • Area Basemen pintu masuk belakang
  • Area Lt 1 Lobby Utama
  • Area Lt UGD
  • Area Lt 2
  • Area Lt 3
  • Area Lt 5
  • Area Lt 7
  • Area luar gedung

Struktur Organisasi

  1. Manager Umum : Arief Iskandar, MM
  2. Koordinator Umum : Novia Sari, SKM
  3. KA. Unit : Urusan Rumah Tangga :
  4. Chief : Teddy Sugianto
  5. Komandan Regu :
    1. Nanang Suratno
    2. Tomy Pranata
    3. Saleh Al Wahadi
    4. Muhammad Zulfakhri Ramadiansyah

Anggota Security

  1. Area Lobby Lantai 1 :
    Jamalis
    Muhammad Febriansyah
  2. Area CK :
    Ade Reza
    Jefri Harefa Setiawan
    Zakaria
  3. Area Food Court :
    Riskyansyah
    Iqbal Tawakal
    Metodius
  4. Area Lantai 2 :
    Muhammad Iqbal
    Jetli Syah putra Laoli
    Samsul Bahri
  5. Area Lantai 5 :
    Syamsul Arifin
    Risky Sentosa Gulo
    Aditya Nugraha
    Fiktor Lase
  6. Area UGD :
    Boni Saputra
    Deri Ananda Sitepu

5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SECURITY

SECURITY AREA UGD

Mengawasi, mengontrol, dan mengamankan lokasi UGD dan sekitarnya baik dalam kondisi normal maupun darurat. Anda harus selalu waspada terhadap potensi ancaman keamanan dan siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga keamanan di area UGD.

Menjaga barang inventaris rumah sakit di area penjagaan UGD dan sekitarnya. Anda bertanggung jawab untuk memastikan barang inventaris seperti peralatan medis dan persediaan lainnya tetap aman dan terjaga keberadaannya.

Mengarahkan dan menyediakan brankar serta kursi roda untuk pasien yang akan berobat ke UGD. Sebagai tenaga keamanan, Anda juga harus memberikan bantuan kepada pasien yang membutuhkan bantuan fisik ketika datang ke UGD.

Mengatur dan menjaga ketertiban antrian dan ruang tunggu di UGD. Anda harus memberikan bantuan dalam mengatur antrean pasien dan pengunjung agar proses pelayanan di UGD berjalan dengan lancar dan tertib.

Menjadi anggota tim evakuasi (Emergency Medical Services – EMS) untuk pasien dan jenazah. Anda akan terlibat dalam proses evakuasi yang cepat dan aman dari pasien yang memerlukan perawatan darurat dan dalam evakuasi jenazah dengan penuh penghormatan.

Mengatur kelancaran arus lalu lintas di area UGD. Anda bertanggung jawab untuk mengatur lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki agar tidak terjadi kemacetan dan memastikan akses cepat bagi kendaraan ambulans atau kendaraan medis lainnya yang datang atau pergi dari UGD.

Mengatur dan mengawasi area parkir UGD. Anda akan memastikan parkir kendaraan berlangsung dengan tertib dan efisien serta mencegah parkir di area yang tidak diizinkan atau menghambat akses.

Berkordinasi dengan Customer Care dalam pengamanan barang bawaan pasien di UGD. Anda akan bekerjasama dengan pihak Customer Care untuk memastikan keamanan dan pengamanan barang bawaan milik pasien agar tidak terjadi kehilangan atau kejadian tidak diinginkan lainnya.

Memastikan ketersediaan kursi roda, brankar, payung, tisu, dan sabun di area luar UGD. Anda akan mengawasi dan memastikan ketersediaan perlengkapan tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasien dan pengunjung dengan memberikan perhatian pada kenyamanan dan kebersihan.

SECURITY AREA BASEMENT DEPAN

Melakukan pengawasan, pengendalian, dan pengamanan lokasi Basement (CK) dan sekitarnya, baik dalam kondisi normal maupun darurat. Anda harus siap untuk menangani situasi darurat dan memastikan keamanan terjaga dengan baik di area tersebut.

Menjaga barang inventaris rumah sakit di area penjagaan Basement dan sekitarnya. Anda bertanggung jawab untuk memastikan barang-barang inventaris rumah sakit yang tersimpan di area Basement aman dan terjaga dengan baik.

Mengatur kelancaran arus lalu lintas dan ketertiban perparkiran di area Basement (CK). Anda akan mengatur lalu lintas kendaraan dan memastikan perparkiran berjalan tertib sehingga tidak terjadi hambatan akses dan kemacetan.

Mengatur dan menjaga ketertiban antrian serta ruang tunggu di area Basement (CK). Anda akan membantu mengatur antrian pasien, pendamping pasien, dan pengunjung agar proses layanan berjalan lancar dan tertib. Selain itu, Anda juga akan menjaga ketertiban di ruang tunggu agar tetap nyaman dan teratur.

Mengidentifikasi, mengarahkan, dan mengatur tamu, vendor, REP (Rekam Medis Elektronik Pasien), pasien, pendamping pasien, dan pengunjung yang masuk melalui pintu Basement (CK). Anda akan berperan dalam melakukan pengawasan terhadap siapa saja yang masuk ke area Basement dan memastikan hanya orang yang berwenang atau berkepentingan yang diizinkan masuk.

Menjaga dan memastikan ketersediaan kursi roda, payung, tisu, dan sabun untuk area Basement (CK). Anda akan mengawasi dan menjaga perlengkapan tersebut agar selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, pengunjung, dan staf di area Basement.

Bertanggung jawab membuka pintu, menyalakan TV, AC, lampu, dan menyediakan koran di ruangan dan area Basement saat awal shift. Anda akan memastikan fasilitas di area Basement berfungsi dengan baik dan memberikan kenyamanan bagi pengguna ruangan.

Bertanggung jawab mengunci pintu, mematikan TV, AC, dan lampu di ruangan dan area Basement saat akhir shift. Anda akan memastikan bahwa semua fasilitas yang tidak diperlukan telah dimatikan dan pintu-pintu telah dikunci untuk menjaga keamanan dan efisiensi energi.

Berkordinasi dengan Customer Care dalam pengamanan barang bawaan pasien dan pengunjung yang dilarang masuk ke dalam rumah sakit, seperti bantal, selimut, karpet, koper, dan lain sebagainya. Anda akan bekerjasama dengan pihak Customer Care untuk memastikan aturan keamanan diikuti dan barang-barang terlarang tidak masuk ke dalam area Basement atau rumah sakit secara keseluruhan.

Memberikan bantuan dan informasi kepada pasien, pengunjung, dan staf di area Basement jika diperlukan. Anda akan siap membantu dan memberikan informasi yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang yang berada di area Basement (CK) RSAB.

SECURITY AREA BASEMENT BELAKANG

Mengawasi, mengontrol, dan mengamankan lokasi Basement (Foodcourt) dan sekitarnya baik dalam kondisi normal ataupun darurat:

  • Lakukan patroli rutin di area Basement (Foodcourt) dan sekitarnya untuk memantau potensi risiko atau kejadian yang mencurigakan.
  • Siaga selama jam kerja dan dalam situasi darurat, serta lapor segera ke pihak terkait jika terjadi insiden atau keadaan darurat.

Menjaga barang inventaris rumah sakit di area penjagaan Basement dan sekitarnya:

  • Pastikan barang inventaris rumah sakit di Basement tersusun rapi dan tidak ada barang hilang atau rusak.
  • Catat dengan teliti inventaris barang yang ada dan laporkan jika ada kekurangan atau kerusakan.

Mengatur kelancaran arus lalu lintas dan kegiatan drop barang di area Basement (Foodcourt) dan koridor belakang:

  • Tetap awasi lalu lintas kendaraan dan arahkan arus lalu lintas dengan aman dan tertib.
  • Pastikan kegiatan drop barang berjalan sesuai prosedur dan tidak menghambat lalu lintas maupun kegiatan di area Basement.

Mengatur dan menjaga ketertiban antrian serta ruang tunggu di area Basement:

  • Berikan instruksi yang jelas kepada pengunjung atau pasien untuk mengatur antrian dengan tertib
  • Bantu dalam mengunakan mesin ajungangan antrian.
  • Pastikan ruang tunggu di area Basement bersih, nyaman, dan tidak ada gangguan.

Menjaga dan memastikan ketersediaan kursi roda, payung, tisu, dan sabun untuk area Basement (Foodcourt):

  • Pastikan kursi roda, payung, tisu, dan sabun selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik.
  • Atur penyimpanan barang tersebut sehingga mudah diakses oleh pengguna di area Basement.

Mengidentifikasi, mengarahkan, dan mengatur tamu, vendor, REP ,pasien, pendamping pasien, dan pengunjung yang masuk melalui pintu Basement (Foodcourt):

  • Periksa identitas setiap orang yang memasuki area Basement sesuai prosedur rumah sakit.
  • Berikan arahan dengan sopan dan ramah kepada setiap orang yang datang.

Mengevakuasi jenazah dan melakukan pengamanan area kamar jenazah:

  • Ketahui prosedur evakuasi jenazah dan siap untuk bertindak jika diperlukan.
  • Pastikan area kamar jenazah terkunci dan aman setelah penggunaannya.

Berkordinasi dengan Customer Care dalam pengamanan barang bawaan pasien dan pengunjung yang dilarang masuk ke dalam rumah sakit, seperti bantal, selimut, karpet, dll:

  • Koordinasikan dengan petugas Customer Care untuk memahami daftar barang yang dilarang masuk ke rumah sakit.
  • Selalu periksa barang bawaan setiap pengunjung dan pasien yang masuk ke area Basement.

Menerima, mendokumentasikan, dan mengantarkan titipan barang/makanan untuk pasien sesuai prosedur rumah sakit:

  • Terima titipan barang atau makanan dari pihak eksternal dengan cermat dan pastikan pencatatan yang akurat.
  • Ikuti prosedur pengantaran barang atau makanan ke pasien sesuai dengan aturan rumah sakit dan pastikan keamanan dalam prosesnya.
SECURITY AREA LOBBY lt 1

Mengawasi, mengontrol, dan mengamankan lokasi pintu masuk utama, lobby, dan sekitarnya baik dalam kondisi normal ataupun darurat untuk menjaga keamanan dan keselamatan area tersebut. Security harus selalu waspada terhadap potensi ancaman, seperti orang yang mencurigakan, paket mencurigakan, atau keadaan darurat seperti kebakaran atau gempa bumi.

Mengidentifikasi, mengarahkan, dan mengatur tamu, vendor, REP (Representative), pasien, pendamping pasien, dan pengunjung yang memasuki pintu lantai 1. Security harus memastikan bahwa setiap orang yang masuk telah mendapatkan izin atau alasan yang sah untuk berada di dalam gedung rumah sakit, serta memberikan petunjuk dan informasi yang diperlukan.

Mengarahkan dan menyediakan kursi roda pada pasien yang akan berobat melalui pintu utama lantai 1. Security harus peka terhadap pasien yang memerlukan bantuan kursi roda dan memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan.

Menjaga barang inventaris rumah sakit di area penjagaan lantai 1 dan sekitarnya. Security bertanggung jawab untuk menghindari pencurian atau kehilangan barang dengan melakukan patroli rutin, mengamankan ruangan yang berisi barang berharga, serta memastikan keamanan dan penguncian dengan benar.

Mengatur dan menjaga ketertiban antrian dan ruang tunggu lantai 1. Security harus memberikan arahan dan petunjuk kepada pengunjung dan pasien untuk mengikuti jalur antrian yang sesuai, serta mencegah kerumunan yang berlebihan demi menjaga situasi yang kondusif dan tertib.

Mengatur kelancaran arus lalulintas di area lobby guna memastikan tidak terjadi kemacetan atau kerumunan yang mengganggu pelayanan dan aktivitas di rumah sakit.

Berkordinasi dengan Customer Care dalam pengamanan barang bawaan pasien dan pengunjung yang tidak diizinkan masuk ke dalam rumah sakit, seperti bantal, selimut, karpet, koper, dan lain sebagainya. Security bertugas untuk mengidentifikasi barang-barang tersebut dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mencegah masuknya barang terlarang.

Bertanggung jawab membuka pintu, menyalakan TV, AC, lampu, dan menyediakan koran di ruangan dan area lantai 1 pada awal shift. Security harus memastikan bahwa fasilitas-fasilitas tersebut berfungsi dengan baik agar kenyamanan dan kebutuhan para pengunjung dan pasien dapat terpenuhi.

Bertanggung jawab mengunci pintu, mematikan TV, AC, dan lampu di ruangan dan area lantai 1 pada akhir shift. Tugas ini dikerjakan untuk memastikan bahwa semua fasilitas sudah tidak aktif dan aman saat security meninggalkan area tugasnya.

Memastikan ketersediaan kursi roda, payung, tisu, dan sabun di area lobby luar. Security harus memonitor dan mengisi kembali persediaan fasilitas-fasilitas tersebut agar tetap tersedia dan siap digunakan oleh pengunjung dan pasien yang membutuhkan.

SECURITY AREA LT 2

Mengawasi, mengontrol, dan mengamankan lokasi lantai 2 dan sekitarnya, baik dalam kondisi normal maupun darurat, guna menjamin keamanan dan keselamatan seluruh area tersebut.

Menjaga barang inventaris rumah sakit di area penjagaan lantai 2 dan sekitarnya, dengan memastikan keamanan dan terjaganya barang-barang tersebut dari potensi pencurian atau kehilangan.

Mengidentifikasi pasien, penunggu pasien, dan pengunjung yang berada di lantai 2, bertujuan untuk memastikan hanya individu yang berwenang yang berada di area tersebut.

Mengatur dan menjaga ketertiban di ruang tunggu lantai 2, serta mengontrol penggunaan loker untuk memastikan loker hanya digunakan oleh pihak yang berhak.

Mengarahkan dan mengantar pasien atau keluarga pasien ke ruangan tertentu sesuai permintaan dokter dan perawat, guna memfasilitasi proses pelayanan dan pengaturan lokasi perawatan dengan baik.

Membantu dan memudahkan proses mobilisasi pasien dengan cara membukakan pintu, menahan lift, dan tindakan lainnya yang diperlukan demi kenyamanan dan kelancaran mobilitas pasien.

Melakukan security check dan dokumentasi pada perawat yang membawa bayi keluar dari area perawatan bayi, guna memastikan keamanan dan keselamatan bayi serta mencegah insiden yang tidak diinginkan.

Menjadi tim penanganan Code Pink (Kode Pink) dan bertanggung jawab dalam pencegahan dan penanganan situasi Code Pink, yang umumnya berhubungan dengan penculikan bayi atau kehilangan bayi. Security harus bertindak proaktif dalam menangani situasi semacam ini dengan cermat dan cepat.

SECURITY AREA RAWAT INAP LT 3.5.6.7

Mengawasi, mengontrol, dan mengamankan lokasi lantai 3, 5, 6, dan 7 rumah sakit baik dalam kondisi normal maupun darurat: Security bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap lantai-lantai yang ditetapkan. Mereka harus mengontrol akses masuk dan keluar dari area tersebut dan siap untuk menangani situasi darurat jika terjadi, seperti kebakaran, gempa bumi, atau evakuasi mendadak.

Menjaga barang inventaris rumah sakit di area penjagaan lantai 3, 5, 6, dan 7: Security harus memastikan keamanan dan keutuhan barang inventaris rumah sakit yang berada di lantai tersebut. Hal ini meliputi peralatan medis, obat-obatan, alat-alat medis, dan barang-barang berharga lainnya yang terdapat di area yang mereka jaga.

Mengidentifikasi pasien, penunggu pasien, dan pengunjung di lantai 3, 5, 6, dan 7: Security harus dapat mengenali dan memverifikasi identitas pasien, penunggu pasien, dan pengunjung yang masuk ke lantai-lantai tersebut. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa hanya orang yang berhak yang berada di area tersebut dan mencegah akses tidak sah.

Mengatur dan menjaga ketertiban di ruang tunggu (lobby) lantai 3, 5, 6, dan 7: Security bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan ketertiban di ruang tunggu atau lobi di lantai-lantai tersebut. Mereka harus membantu mengarahkan dan memberikan informasi kepada pengunjung serta menangani situasi yang mungkin mempengaruhi ketertiban di area tersebut.

Mengarahkan dan mengantar pasien/keluarga pasien ke ruangan tertentu sesuai permintaan dokter dan perawat: Security harus membantu pasien atau keluarga pasien dalam mengarahkan dan mengantar mereka ke ruangan yang dituju sesuai dengan permintaan dokter atau perawat. Hal ini membantu memastikan efisiensi dalam pelayanan medis dan kenyamanan pasien.

Mengevakuasi jenazah dan melakukan pengamanan area kamar jenazah: Dalam situasi jenazah, security bertugas untuk melakukan evakuasi jenazah dari kamar pasien ke area kamar jenazah. Mereka juga harus mengamankan area tersebut agar tetap tertib dan menghormati privasi jenazah dan keluarganya.

Berkordinasi dengan perawat dalam pengamanan barang bawaan pasien dan pengunjung yang dilarang masuk ke dalam rumah sakit seperti bantal, selimut, karpet, koper, dll: Security perlu berkoordinasi dengan perawat untuk memastikan bahwa barang bawaan pasien dan pengunjung sesuai dengan kebijakan rumah sakit dan tidak membawa barang-barang yang dilarang masuk ke dalam area tertentu.

Melakukan pengecekan dan penertiban di kamar-kamar pasien setelah berakhirnya jam kunjung: Setelah jam kunjung berakhir, security harus melakukan pengecekan di kamar-kamar pasien di lantai 3, 5, 6, dan 7 untuk memastikan bahwa tidak ada tamu atau pengunjung yang masih berada di sana. Mereka harus mengingatkan pengunjung yang masih berada di kamar untuk meninggalkan area tersebut sesuai dengan kebijakan rumah sakit.

security juga harus memiliki komunikasi yang baik dengan pengunjung, pasien, dan keluarganya untuk membantu memberikan informasi yang diperlukan, memberikan arahan, serta menciptakan lingkungan yang ramah dan aman bagi semua pihak yang berada di rumah sakit.

SECURITY AREA LUAR POS UTAMA (DANRU)

Mengawasi, mengontrol, dan mengamankan lokasi gerbang masuk dan sekitarnya baik dalam kondisi normal ataupun darurat:

  • Kepala keamanan harus memastikan bahwa area gerbang masuk dilengkapi dengan sistem keamanan yang memadai seperti kamera pengawas, pintu otomatis, dan sistem akses kontrol.
  • Dia harus memastikan adanya personel keamanan yang siap siaga untuk mengawasi gerbang masuk dan sekitarnya setiap saat, termasuk dalam situasi darurat seperti bencana atau keadaan berbahaya.
  • Menjalankan protokol keamanan yang tepat untuk mengatasi situasi darurat, seperti evakuasi atau pengamanan area jika terjadi ancaman keamanan.

Mengatur kelancaran arus lalu lintas di area gerbang masuk rumah sakit:

  • Kepala keamanan harus bekerja sama dengan personel lalu lintas untuk mengatur arus kendaraan dan pejalan kaki di area gerbang masuk sehingga tidak terjadi kemacetan atau gangguan dalam mobilitas pasien dan pengunjung.
  • Menyusun rencana lalu lintas yang efisien untuk memastikan kelancaran kendaraan yang mengantar atau menjemput pasien serta pasokan logistik rumah sakit.

Mengidentifikasi dan mengatur jalur kendaraan pengantar barang yang akan masuk ke area rumah sakit:

  • Kepala keamanan harus menetapkan jalur khusus untuk kendaraan pengantar barang agar dapat mencapai area yang dituju dengan cepat dan efisien tanpa mengganggu lalu lintas pasien dan pengunjung.
  • Mengatur area parkir untuk memastikan ketersediaan ruang parkir yang memadai bagi pasien, pengunjung, dan personel medis di sekitar Unit Gawat Darurat (UGD).
  • Memastikan area parkir UGD terawasi dan aman untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.

Menerima paket/barang, mendokumentasikan, dan mengelola pengambilan paket/kiriman barang, baik barang RSAB ataupun barang pribadi karyawan:

  • Kepala keamanan harus memastikan prosedur penerimaan dan distribusi paket/barang diikuti dengan ketat untuk menghindari kehilangan atau pencurian.
  • Mendokumentasikan setiap penerimaan dan pengeluaran barang dengan cermat serta mengoordinasikan pengambilan paket/barang oleh pihak terkait dengan tindakan keamanan yang sesuai.

Mengelola dan mengawasi proses distribusi koran di area yang telah ditentukan untuk memastikan koran diterima dengan benar dan didistribusikan kepada penerima yang tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  • Kepala keamanan bertanggung jawab untuk mengawasi dan menjaga barang inventaris rumah sakit yang terletak di area gerbang utama dan sekitarnya, seperti peralatan keamanan, alat komunikasi, dan perlengkapan keamanan lainnya.
  • Memastikan bahwa barang inventaris tersebut selalu dalam kondisi baik dan siap digunakan dalam situasi darurat atau keadaan yang memerlukan tindakan keamanan.
Ubah Konten
SECURITY AREA POST GENSET* (Khusus DANRU)

Mengawasi, mengontrol, dan mengamankan lokasi Loker, Mushalla, Utility, TPS, IPAL, area parkir, dan sekitarnya baik dalam kondisi normal ataupun darurat:

  • Kepala keamanan harus memastikan bahwa lokasi-lokasi tersebut selalu terawasi dan terlindungi dengan baik dari akses tidak sah atau ancaman keamanan.
  • Menjalankan protokol keamanan yang ketat untuk mengatasi situasi darurat atau keadaan berbahaya yang dapat terjadi di area-area tersebut.

Mengatur kelancaran arus lalu lintas dan ketertiban perparkiran di area parkir karyawan dan parkir timur:

  • Kepala keamanan harus bekerja sama dengan personel lalu lintas untuk mengatur dan mengawasi arus lalu lintas serta parkir kendaraan di area parkir karyawan dan parkir timur rumah sakit.
  • Memastikan bahwa semua kendaraan diparkir dengan tertib dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • Kepala keamanan harus mengawasi proses pengeluaran barang dari RSAB (Ruang Simpan Alat Berat) untuk memastikan barang-barang keluar hanya dengan izin yang sah dan sesuai prosedur yang telah ditentukan.
  • Dia juga bertanggung jawab untuk melakukan serah terima barang secara akurat dan mengelola catatan pengeluaran barang dengan baik.
  • Kepala keamanan harus memiliki prosedur evakuasi jenazah yang efisien dan aman jika diperlukan.
  • Dia harus mengkoordinasikan proses evakuasi jenazah dengan staf medis dan pihak terkait lainnya.
  • Selain itu, dia harus memastikan area kamar jenazah selalu terkunci dan hanya diakses oleh pihak yang berwenang untuk mencegah akses yang tidak sah atau tindakan yang tidak pantas.
  • Kepala keamanan harus memastikan bahwa sistem CCTV berfungsi dengan baik dan memantau keadaan di berbagai area rumah sakit yang tercakup oleh kamera pengawas.
  • Dia harus mengawasi layar monitor CCTV secara berkala dan menanggapi situasi darurat atau kejadian yang mencurigakan jika terdeteksi melalui kamera pengawas.

Kepala keamanan harus menetapkan jadwal patroli atau pemantauan amano untuk personel keamanan untuk mengawasi

Patroli atau amano harus dilakukan setiap 3 jam sekali untuk memastikan bahwa tidak ada ancaman keamanan atau kejadian yang mencurigakan yang terjadi tanpa terdeteksi.

  • Kepala keamanan harus mengawasi dan menjaga barang inventaris rumah sakit agar tetap aman dan tidak dicuri atau digunakan tanpa izin.
  • Dia harus memastikan bahwa setiap perubahan dalam inventaris barang dicatat dengan tepat dan dilakukan dengan prosedur yang telah ditentukan.
SECURITY SELURUH AREA* (Khusus DANRU)
  • Kepala keamanan harus memastikan bahwa seluruh area RSAB terawasi dan diamankan dengan baik, sehingga mencegah akses tidak sah atau tindakan kriminal.
  • Dia harus siap menghadapi situasi darurat dan mengambil tindakan cepat serta tepat untuk melindungi keselamatan pasien, pengunjung, dan staf medis jika diperlukan.
  • Kepala keamanan harus memastikan bahwa semua barang inventaris rumah sakit, seperti peralatan medis dan perlengkapan lainnya, tetap terjaga dengan baik.
  • Dia harus memastikan bahwa barang-barang tersebut tidak hilang atau dicuri dan selalu siap digunakan saat dibutuhkan.
  • Kepala keamanan harus menetapkan jadwal patroli atau amano bagi tim keamanan untuk memantau seluruh area RSAB secara berkala.
  • Patroli harus mencakup area yang tidak tercakup oleh CCTV, sehingga memastikan seluruh area dapat terawasi dengan baik.
  • Kepala keamanan harus memiliki rencana untuk mengatur back up atau penggantian personel keamanan yang sedang kosong di pos penjagaan.
  • Back up harus dilakukan agar tidak ada pos penjagaan yang kosong dan keamanan tetap terjaga dengan optimal.
  • Kepala keamanan harus dilatih dalam prosedur evakuasi pasien dan jenazah dalam situasi darurat atau keadaan khusus.
  • Harus bekerja sama dengan tim evakuasi medis untuk memastikan evakuasi berjalan lancar dan aman.
  • Kepala keamanan harus berkoordinasi dengan personel lalu lintas untuk mengatur arus lalu lintas di area rumah sakit.
  • Memastikan bahwa akses bagi kendaraan darurat selalu terjaga, dan lalu lintas kendaraan lainnya berjalan dengan tertib.
  • Kepala keamanan harus mengatur sistem parkir di rumah sakit, memastikan kendaraan diparkir dengan tertib dan sesuai aturan.
  • Dia harus mengawasi area parkir untuk mencegah aksi kriminal atau permasalahan lain yang berkaitan dengan parkir.

6. Tanya Jawab

Merupakan panduan saat terjadi wawancara pada petugas security oleh auditor

  1. Bagaimana Anda menjaga keamanan dan keamanan pasien, pengunjung, dan staf selama mereka berada di area rumah sakit?

Jawaban: Kami menjaga keamanan dan keamanan pasien, pengunjung, dan staf dengan melakukan patroli rutin di seluruh area rumah sakit, termasuk lobi, koridor, dan area parkir. Kami juga menggunakan sistem keamanan seperti CCTV untuk memantau aktivitas di area-area kritis. Selain itu, kami melakukan identifikasi pada setiap orang yang masuk ke rumah sakit dan memastikan mereka memiliki izin yang sesuai sebelum diizinkan masuk.

  1. Apa langkah-langkah yang telah Anda ambil untuk mengidentifikasi dan mengatur akses ke area terbatas di rumah sakit?

Jawaban: Kami telah menerapkan sistem akses kontrol di area-area terbatas, seperti ruang operasi, ruang rawat intensif, dan ruang penyimpanan barang berharga. Setiap orang yang ingin masuk ke area ini harus memiliki kartu akses khusus atau mendapatkan izin khusus dari pihak berwenang. Selain itu, kami juga memastikan pintu-pintu terkunci dengan baik dan hanya dapat diakses oleh personel yang berwenang.

  1. Bagaimana Anda mengelola lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki di area rumah sakit untuk memastikan kelancaran dan keamanan?

Jawaban: Kami mengatur lalu lintas kendaraan dengan menyediakan petugas untuk mengarahkan arus kendaraan masuk dan keluar dari area parkir. Kami juga menandai jalur pejalan kaki dengan jelas dan mengatur alur pejalan kaki untuk memastikan kelancaran dan keselamatan. Selain itu, kami memastikan tidak ada kendaraan yang parkir di area yang dilarang agar tidak mengganggu lalu lintas dan evakuasi darurat.

  1.  
  1. Bagaimana Anda menangani situasi darurat atau keadaan darurat yang mungkin terjadi di rumah sakit?

Jawaban: Kami memiliki prosedur darurat yang telah ditetapkan dan dilatih secara rutin untuk menghadapi berbagai situasi darurat. Tim keamanan kami berkomunikasi dengan tim medis untuk merespon dengan cepat dan efektif. Kami juga memastikan bahwa rute evakuasi dan titik pertemuan darurat ditandai dengan jelas untuk memandu pasien, pengunjung, dan staf keluar dari gedung dengan aman.

  1. Bagaimana Anda mengatur dan mengawasi ruang penyimpanan barang inventaris rumah sakit untuk memastikan keamanan dan ketersediaan barang-barang medis?

Jawaban: Ruang penyimpanan barang inventaris rumah sakit dijaga ketat dan hanya dapat diakses oleh personel yang berwenang. Kami menggunakan sistem penguncian dan pemantauan untuk memastikan keamanan barang-barang medis. Selain itu, kami melakukan inventarisasi secara berkala untuk memastikan ketersediaan barang dan mencegah kehilangan atau pencurian.

  1. Apa tindakan yang telah Anda ambil untuk memastikan keamanan barang bawaan pasien dan pengunjung, termasuk barang yang dilarang masuk?

Jawaban: Untuk memastikan keamanan barang bawaan pasien dan pengunjung, kami telah menerapkan kebijakan dan prosedur yang ketat. Setiap pasien dan pengunjung harus melewati pemeriksaan keamanan saat masuk ke rumah sakit, di mana barang bawaan mereka akan diperiksa dengan detil. Barang-barang yang dianggap berbahaya atau melanggar kebijakan rumah sakit akan disita dan disimpan dengan aman hingga pasien atau pengunjung meninggalkan rumah sakit.

Selain itu, kami memiliki petugas keamanan yang berpengalaman dalam mendeteksi perilaku mencurigakan dan mengidentifikasi potensi ancaman keamanan. Jika ada kekhawatiran tentang barang bawaan yang mencurigakan, kami akan melakukan tindakan pencegahan lebih lanjut, seperti memanggil tim keamanan tambahan atau melibatkan petugas kepolisian jika diperlukan.

  1. Bagaimana Anda berkoordinasi dengan tim medis dalam mengamankan area kamar jenazah dan proses evakuasi jenazah?

Jawaban: Kami memiliki koordinasi yang erat dengan tim medis dalam mengamankan area kamar jenazah. Setiap kamar jenazah memiliki penguncian khusus dan hanya dapat diakses oleh personel medis yang berwenang. Ketika ada jenazah yang harus dievakuasi, kami bekerja sama dengan tim medis untuk menyediakan pengawalan dan pengamanan yang diperlukan selama proses evakuasi, memastikan jenazah dibawa dengan tenang dan terhormat.

 

  1. Bagaimana Anda melakukan patroli rutin untuk memastikan seluruh area rumah sakit terawasi dengan baik, terutama area yang tidak tercakup oleh CCTV?

Jawaban: Kami melakukan patroli rutin di seluruh area rumah sakit, termasuk area yang tidak tercakup oleh CCTV. Patroli dilakukan secara acak dan terjadwal setiap beberapa jam sekali. Selama patroli, kami memastikan bahwa semua pintu dan jendela terkunci dengan baik, serta memeriksa area-area yang mungkin menjadi titik rawan keamanan. Jika ada temuan atau kejadian mencurigakan, kami akan segera melaporkannya kepada pihak yang berwenang untuk tindakan lebih lanjut.

  1. Bagaimana Anda berkontribusi dalam pengaturan kelancaran arus lalu lintas di area rumah sakit dan area parkir?

Jawaban: Kami berkontribusi dalam pengaturan kelancaran arus lalu lintas di area rumah sakit dan area parkir dengan menempatkan petugas keamanan untuk mengarahkan arus kendaraan masuk dan keluar dari area parkir. Kami juga membantu mengatur jalur pejalan kaki untuk memastikan keselamatan para pengunjung. Selain itu, kami bekerja sama dengan petugas lalu lintas dan staf rumah sakit dalam mengatasi kemacetan dan masalah lain yang mungkin muncul untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas.

 

  1. Apa tindakan yang telah Anda ambil untuk mendukung tim evakuasi medis

Jawaban: Untuk mendukung tim evakuasi medis (EMS), kami memiliki beberapa langkah yang telah diambil. Pertama, kami memiliki prosedur darurat yang telah dilatih secara rutin untuk merespons situasi evakuasi dengan cepat dan efisien. Petugas keamanan kami juga dilatih untuk berkoordinasi dengan EMS dan membantu dalam proses evakuasi.

Kami juga memiliki jalur evakuasi yang telah ditandai dengan jelas di seluruh area rumah sakit, termasuk rute alternatif jika ada akses terhalang. Kami memastikan bahwa jalur evakuasi ini selalu terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh tim medis saat dibutuhkan.

Selain itu, kami selalu siap siaga dan siap untuk membantu dalam mengangkut pasien dengan peralatan evakuasi jika diperlukan. Tim keamanan kami juga berkoordinasi dengan tim medis untuk memastikan bahwa area evakuasi aman dan bebas dari hambatan yang dapat menghambat proses evakuasi.

Dalam situasi darurat, kami juga memiliki sistem komunikasi yang efektif dengan EMS dan staf rumah sakit untuk berbagi informasi dan memastikan bahwa semua pihak terinformasi dengan baik.

Seluruh upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa pasien dapat dievakuasi dengan cepat dan aman, dan untuk mendukung tim medis dalam memberikan pelayanan medis yang terbaik dalam situasi darurat

7. Formulir Pemenuhan Kompetensi

8. Laporan Pemenuhan Kompetensi

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.